Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ini Cara Risma Usir "Tikus" di Kemensos!

27 Desember 2020   13:52 Diperbarui: 27 Desember 2020   14:48 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


PRESIDEN ke-4 RI, KH. Abdurahmam Wahid alias Gus Dur pernah membuat satu kebijakan yang cukup mengagetkan. Beliau dengan tegas membubarkan Kementrian Sosial, karena dianggap sebagai sarang korupsi besar-besaran. 

Banyak duit negara yang digerogoti tikus-tikus berdasi di institusi tersebut, sehingga program kerja yang direncanakan tak berjalan efektif. Rakyat tetap melarat, sementara perut para tikus semakin buncit. Kenyang makan duit rakyat. 

Maksud Gus Dur membubarkan Kemensos sudah bisa ditebak arahnya. Beliau ingin memberangus seluruh tikus-tikus di kementrian tersebut sekaligus menghancurkan lumbungnya. Namun, nyatanya para tikus lebih pintar. Mereka dengan cepat pindah ke lumbung lain. Dan, korupsi tetap saja merajalela. 

Kemensos kembali diaktifkan pada zaman pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Tujuannya ingin program-program pembangunan sosial di bidang kesejahteraan masyarakat kembali berjalan. Boleh jadi maksud Presiden RI ke-5 ini baik. Akan tetapi, tanpa disadari, tikus-tikus Kemensos kembali berpesta-pora. 

Bukti nyata, Mensos Bachtiar Chamsyah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Bachtiar diduga terlibat dalam beberapa kasus. Misal pengadaan mesin jahit anggaran 2004, pengadaan sapi potong 2006 dan pengadaan kain sarung 2008. Ketiga kasus itu semuanya bersumber dana APBN.

Setelah Bachtiar, ada lagi Mensos yang ditangkap lembaga anti rasuah, yakni Idrus Marham. Meski demikian, korupsi yang dia lakukan bukan dana Kemensos, melainkan kasus dugaan korupsi kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau. 

Paling anyar, Mensos yang terjaring kasus korupsi adalah Juliari Peter Batubara. Politisi PDI Perjuangan ini terjaring dugaan kasus suap pengadaan bantuan sosial (Bansos) untuk wilayah Jabodetabek. Dalam kasus ini tidak hanya Juliari yang ditangkap KPK, melainkan ada sejumlah pejabat Kemensos lainnya yang juga bernasib serupa. 

Dengan rentetan kasus korupsi di atas, jamak kiranya Gus Dur menyebut korupsi di Kemensos gede-gede. Sebab, memang putaran duit negaranya sangat besar sehingga memancing pejabat-pejabat lemah iman untuk melakukan tindakan penyelewengan, korupsi ataupun suap. 

Sebagai ganti Juliari yang hampir dipastikan jadi pesakitan tahanan KPK, adalah Tri Rismaharini. Mantan Wali Kota Surabaya tersebut dipercaya menjadi nahkoda baru di Kemensos. 

Tugas Risma---nama panggilan Tri Rismaharini tentu sangat berat. Demi menjalankan tugas dengan baik dan segala programnya bisa berlangsung tertib dan lancar, ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dia kerjakan. Paling utama adalah melakukan bersih-bersih atau mengusir tikus-tikus yang selama ini bebas berkeliaran. 

Sebagai langkah awal, Risma mengaku akan melakukan bersih-bersih di tubuh Kementerian Sosial. Salah satunya adalah melalui kontrol keuangan dilakukan dengan tepat dan ketat. 

Selain itu seperti banyak beredar di beberapa chanel youtube dan pemberitaan media massa arus utama, di hadapan seluruh jajarannya dia akan tetap menjadi dirinya. Etos kerja yang pernah dia terapkan selama 10 tahun memimpin Surabaya tidak bakal berubah. 

Diketahui, Risma terkenal sangat cerewet, tanpa pandang bulu, tegas dan emosionalnya tetap melekat dalam mengamankan kebijakan. Tidak hanya itu, dia selalu datang paling pagi dan pulang paling malam. Semua itu demi memastikan segala program kerjanya berjalan semestinya. 

"Tapi masalahnya, Kementerian sosial itu ternyata bukan hanya mengelola yang APBN, ternyata ada beberapa anggaran yang jumlahnya besar, termasuk izin-izin melakukan donasi dan sebagainya," kata Risma. Dikutip dari detiknews.com. 

Masih dikutip dari detiknews.com, soal pengawasan anggaran, Risma tidak memberitahu pasti apa yang akan dia lakukan. Tapi dia sudah menyiapkan cara agar kinerja Kementerian Sosial menjadi lebih baik ke depan. Dia mengatakan jika ingin tata kelola menjadi baik, maka yang ada di dalam harus baik. Begitu juga sebaliknya, kalau tata kelolanya tidak baik, out put-nya pun menjadi tidak baik. 

"Tata kelola, manajemennya untuk pengelolaan, semua sistem itu harus diperbaiki. Memang berat. Saya tahu itu tidak mudah. Tapi kan harus saya lakukan karena ini mengelola uang amanah rakyat luar biasa besarnya. Besar lho duitnya," kata Risma. 

Diangkatnya Risma menjadi Mensos menumbuhkan harapan besar pemerintah dan publik, Kemensos akan berjalan lebih baik. Harapan ini bukan isapan jempol semata. Dipilihnya wanita kelahiran Kediri 20 November 1961 ini nyaris tidak ada protes sedikitpun. Ini membuktikan bahwa publik benar-benar percaya terhadapnya. 

Kemensos yang mengelola anggaran dengan jumlah sangat besar untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak, memang sungguh tepat bila dipercayakan kepada orang yang sudah terbukti integritasnya. Risma adalah salah satunya. 

Orang dengan integritas sebagus Risma memang harus ditempatkan menjaga uang rakyat agar tidak digerogoti tikus-tikus. Biasanya orang-orang seperti ini bakal banyak musuh. Banyak yang akan marah karena tidak bisa lagi berpesta-pora membuncitkan perutnya. 

Semoga saja etos dan prestasi kerjanya selama memimpin di Surabaya benar-benar bisa diterapkan dan menular terhadap segenap jajarannya di Kemensos. Risma tentu saja tidak bakalan bisa membakar lumbungnya demi memberantas tikus. 

Paling tidak, dia mampu mengusirnya, atau menerbitkan sebuah kebijakan yang membuat tikus tidak berdaya serta tidak koruptif.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun