Tentu saja dalam hal ini investigasi wilayah sebaran virus, siapa saja yang diduga terkomfirmasi positif atau mungkin mendata siapa-siapa saja pihak yang diduga sebagai pembawa sumber virus corona dimaksud untuk kemudian dilaporkan pada Presiden Jokowi.
Masalahnya, hasil laporan ini mau dieksekusi seperti apa?
Kalau ternyata hasilnya harus diberlakukan lock down atau isolasi atau lain sebagainya. Jelas, menurut hemat penulis menyertakan BIN dalam penanganan virus corona adalah langkah yang kurang tepat.
Kenapa?
Karena prosesnya terlalu birokratif dan memerlukan waktu tidak sedikit. Sementara penyebaran virus terus berlanjut dengan begitu cepatnya.
Tengok saja, sejak ditemukannya positif virus corona di tanah air per 2 Maret 2020 hingga saat ini terjadi lonjakan jumlah kasus yang luar biasa. Dari asalnya dua kasus meningkat jadi 121 kasus.
Artinya ada penambahan jumlah kasus sebesar 119 orang. Jika dibagi 13 hari saja, rata-rata peningkatan kasus positif virus corona adalah melebihi 9 kasus per hari.Â
Dengan ini, kita tidak tahu besok atau lusa berapa jumlah kasus lagi yang akan terjadi di tanah air.
Dalam hal ini, dibanding melibatkan BIN, penulis lebih cenderung, jikapemerintah lebih baik membuka akses seluas-luasnya terhadap publik dan kepala daerah, agar mereka waspada dan mengambil langkah sigap.
Jika timbul kepanikan warga, tentunya penulis yakin pemerintah akan mampu mengendalikan hal tersebut.
Terus keuntungannya, publik akan semakin meningkatkan kewaspadaan agar tidak tertular virus corona. Daripada dirahasiakan seperti ini, publik hanya bisa menerka-nerka dan jumlah kasus terus bertambah.