Awan Berarak yang asalnya riang becengkarama dengan mentari. Kini mendadak buram. Entah apa yang ada dalam benak mereka, hingga cakrawala pun beringsut kelam.
_"Mungkinkah, mereka marah atas sengkarutnya ibu pertiwi?"
Entahlah, aku tak mampu menjawab. Hanya saja wajar mereka diamuk angkara murka. Karena, aku tahu, isi kepala penguasa yang berderet buku dan kitab tebal nyatanya hanya untuk berebut kuasa, berebut tahta dan menguras harta persada.
Ya, penguasa, sadarlah, persada bukan tempatmu cari kuasa, bukan hakmu menguras harta persada. Tapi, tempatmu ajarkan tata dan norma.
_"Sadarlah, jangan tunggu, cakrawala kelam muntahkan angkara murka!"