Rintik hujan basahi bumi malam ini, ingatkanku akan bias asa yang ingin kuraih
Namun, dingin cuaca bekukan jiwa, tetesan hujan surutkan langkah
Ah..haruskah aku berpeluh hujan, bergelut dengan mimpi. Lalu, berangan dengan khayalan sepi
Atau...kuambil kertas putih, untuk kugoreskan segala asa yang masih kutinggal di ujung senja
Perlahan, aksara kurangkai menjadi kata di atas kertas putih
Kupanjatkan semua asa dan doa, ketika tetes air mata selalu menjadi sobat setia
Aku ingin menjadi ibarat tebing yang selalu tegar tak pernah megeluh
Aku ingin menjadi ibarat malam yang selalu menyapa dengan sunyi, tanpa suara tanpa banyak kata
Tapi..
Dengan kertas putih kuharap mampu kembali merenda asa, tanpa dibebani segala noda
Dengan kertas putih kuingin kembali merajut mimpi, tanpa dirasuki iri dan dengki
Dengan kertas putih, kugoreskan bait puisi tentang segala asa berbalut doa.
Sumedang 28 Oktober 2019