Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aksara Rindu

22 Oktober 2019   08:21 Diperbarui: 22 Oktober 2019   12:32 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat mataku terbuka, cahaya mentari belum tampak menyapa

Hanya embun pagi bergelayut mesra diujung hijau daun

Memaksaku memungut serpihan aksara yang berceceran di seisi benak dan hatiku
Lalu kurajut jadi bait puisi indah, seindah jingga senja di kala permisi tinggalkan siang

Untukmu yang di sana, ketahuilah serpihan aksara dalam benak dan hatiku
Adalah cerminan segala indah yang ada dalam dirimu
Jangan ragu kalau aku bungkam, karena ucapku dibungkam dengan goresan kata
Ya, kata-kata puja dan rindu akan dirimu yang selalu terhalang jarak dan waktu

Untukmu yang ada di sana, kala senja tiba, rona bayangmu tampak pada indahnya jingga
Sejauh mataku memandang, rona wajahmu seperti lembayung yang indahnya taklukan cakrawala
Karena engkau adalah syair indah itu yang serpihan aksaranya selalu erat dalam jiwa
Percayalah, kala senja permisi disambut malam yang menyendiri, serpihan aksara ini selalu untukmu.

Sumedang 22 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun