Sejatinya, pemilihan kabinet kementrian adalah ranah prerogratif Jokowi. Namun, sepertinya masih tersandera oleh Megawati. Lagi-lagi, tersanderanya Jokowi ini tak lepas dari jasa-jasa yang telah dilakukan Megawati untuk Jokowi. Tak heran, kalau masih ada keputusan-keputusan besar, seperti halnya pemilihan calon menteri masih melibatkan campur tangan Megawati.
Dilansir CNN Indonesia, pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedillah Badrun, menyebutkan, Jokowi masih tersandera politiknya oleh Megawati. Â Salah satu indikasinya adalah, masih setengah hatinya Jokowi menerima Partai Demokrat bergabung dalam koalisi pemerintahan Jokowi. Karena, betapapun diterima atau tidaknya Demokrat membutuhkan pintu izin dari Megawati.
"Kalau saya melihat pak Jokowi masih setengah hati menerima Demokrat. Karena betapa pun pak Jokowi adalah petugas partai dalam kacamata PDIP. Jadi pak Jokowi mesti komunikasi dengan bu Megawati," kata Ubedillah.
Namun, sikap berbeda ditunjukan Jokowi pada partai Gerindra. Meski partai berlambang kepala burung Garuda ini merupakan rival utama Jokowi pada Pilpres lalu, tapi tidak tampak keraguan dari Jokowi untuk menerima Gerindra masuk dalam jajaran pemerintahannya.Â
Ini tak lepas dari hubungan bsik yang terjalin antara Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra dengan Megawati. Hal ini jelas berbading terbalik dengan hubungan antara Megawati dengan SBY yang pernah ada sejarah kurang baik diantara keduanya.
Dari kedua contoh kasuh ini, tak bisa dinafikan, kalau memang pengaruh Megawati terhadap Jokowi masih sangat besar. Ini tentunya kalau dibiarkan terus tidak akan baik bagi kelangsungan pemerintahan Jokowi kedepannya.Â