Mohon tunggu...
Elang Pujangga Ruhpinesthi
Elang Pujangga Ruhpinesthi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Paruh Waktu

Sekedar menjadi wadah untuk menuangkan yang ada di kepala. Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tahukah Anda Bagaimana Industri Mengolah Air yang Diambilnya?

31 Desember 2018   09:00 Diperbarui: 3 Maret 2019   09:45 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingatkah anda pada kondisi air di dalam sungai saat melewatinya melalui jembatan penghubung jalan di kota-kota ?

Atau mungkin kondisi air ketika anda sedang berwisata ke sebuah danau di suatu desa tempat nenek anda tinggal?

Sebagian besar dari air-air yang mengalir maupun tergenang disana terlihat begitu keruh bahkan cenderung berbau tidak enak.

Idealnya, secara kenampakan fisis, air adalah cairan yang tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau. Sedangkan secara kimia, air adalah senyawa kimia yang terdiri atas dua molekul hidrogen dan satu molekul oksigen.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat sering menggunakan air, salah satunya ketika membuat minuman, apapun itu. Hal tersebut karena sifat air yang merupakan salah satu pelarut universal dan murah. 

Namun karena sifat ini, air mudah terkontaminasi. Maka, jangan heran bila tidak sembarang air dapat dipergunakan oleh manusia, terlebih untuk dikonsumsi. Terdapat standar yang diberikan oleh pemerintah hingga dunia internasional mengenai kualitas minimal air yang boleh dikonsumsi oleh manusia.

venturesonsite.com
venturesonsite.com
Lalu bagaimana dengan dunia industri? Sama halnya dengan kehidupan sehari-hari, karena murah dalam dunia industri air juga digunakan dalam berbagai hal, seperti dalam kebutuhan proses kimia, sebagai medium pendingin, hingga untuk dibuat jadi steam atau uap air. Terlihat bening saja tidak cukup. Sebelum digunakan air perlu diolah terlebih dahulu karena berbagai hal, salah satunya untuk menurunkan resiko rusaknya alat dalam pabrik industri.

Parameter kualitas air ditunjukkan oleh kandungan di dalamnya, seperti kandungan hidrogen dalam air (H+) yang menunjukkan tingkat keasaman air, total padatan tersuspensi yang menunjukkan kekeruhan air, total padatan terlarut yang menunjukkan ion-ion yang terlarut di dalam air, kesadahan, hingga alkalinitas.  Pengolahan air diperlukan untuk mengurangi kontaminan-kontaminan tersebut hingga mencapai kondisi yang diperuntukkannya.

Sebagai langkah awal, air sungai atau air laut perlu dilewatkan screen atau penyaring. Bisa dibayangkan apabila hal ini tidak dilakukan maka akan banyak kotoran-kotoran besar seperti sampah yang akan terbawa yang jelas dapat merusak pompa yang digunakan.

Air yang sudah terpisah dari kotoran-kotoran besarnya, dipompa ke dalam suatu kolam yang bernama kolam ekualisasi. Sederhananya, kolam ini ada untuk mengontrol pasokan air dari air sungai atau air laut yang tidak stabil sebelum memasuki unit pengolahan berikutnya.

Tahap selanjutnya adalah sedimentasi bertahap. Total padatan tersuspensi perlu dikurangi supaya partikel padatan tidak mengganggu sistem distribusi dalam industri serta membentuk endapan yang menghambat transfer panas dari suatu alat. Sebagai finishing dalam penyaringan total padatan tersuspensi dilakukan filtrasi. Dalam industri, digunakan pasir diikuti komplementernya (garnet atau anthracite coal) dalam memfilter air yang akan digunakan.

Pada kondisi ini air akan terlihat begitu jernih dan layak diminum. Namun apakah benar begitu? Kenyataanya masih banyak mikrobia yang lolos dari unit pengolahan sebelumnya sehingga apabila air ini akan diminum diperlukan sebuah proses yang disebut desinfeksi. Pada tahapan ini, air akan diberi desinfektan yang mampu membunuh mikrobia tetapi tidak berbahaya bagi manusia.

Proses pengolahan masih belum selesai apabila air yang akan dipakai akan dirubah ke dalam steam atau uap air dengan skala yang besar dalam industri. Zat organik terlarut masih belum terambil sehingga diperlukan proses penjerapan (adsorpsi). Pada proses ini kontaminan akan terperangkap dalam jaringan pori suatu padatan (adsorbent) seperti karbon aktif.

Sisa ion-ion yang terlarut dalam air yang berpotensi berbahaya bagi alat industri perlu diambil dengan tahapan yang disebut sebagai demineralisasi. Tahapan ini menggunakan ion exchanger yang dapat menukar ion-ion di dalam air. Ion exchanger ini terdiri dari kation dan anion exchanger dan dapat mengontrol nilai kesadahan serta alkalinitas air.

Sebelum memasuki boiler yang akan menguapkan air menjadi steam, air perlu dibebaskan dari gas terlarut (O2 dan CO2) agar tidak terjadi korosi di dalam boiler. Proses ini disebut juga deaerasi. Deaerasi dilakukan baik secara fisis (pelucutan dengan steam atau nitrogen) maupun secara kimia (dengan zat kimia seperti hydrazine). Steam yang keluar dari boiler dapat dipergunakan dalam berbagai hal dalam industri, seperti untuk menjaga suhu dari bagian lain pada pabrik industri.

Rumit juga ya, tapi mungkin lebih rumit hubunganmu dengannya. hehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun