Radiologi diagnostik merupakan salah satu bidang penting dalam dunia medis yang sangat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan seperti rontgen, CT scan, dan fluoroskopi digunakan untuk melihat kondisi organ dalam tubuh secara visual tanpa pembedahan. Salah satu pemeriksaan yang paling sering dan umum adalah rontgen thorax yang berguna untuk mengevaluasi kesehatan paru-paru dan jantung. Teknologi ini tidak hanya memudahkan diagnosis dini, tetapi juga mempercepat pengambilan keputusan klinis, terutama dalam kasus gawat darurat. Namun demikian, penggunaan radiasi pengion dalam radiologi membawa risiko yang tidak bisa diabaikan. Radiasi pengion dapat menimbulkan efek biologis, mulai dari reaksi jaringan akut hingga dampak jangka panjang seperti kanker. Oleh karena itu, proteksi radiasi menjadi aspek krusial, tidak hanya untuk pasien, tetapi juga bagi radiografer yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pemeriksaan.
Radiasi pengion memiliki energi yang cukup tinggi untuk mengionisasi atom atau molekul dalam tubuh manusia. Proses ini dapat merusak struktur sel, terutama DNA, yang pada akhirnya dapat menyebabkan mutasi genetik dan perkembangan sel-sel abnormal. Jika tidak dikendalikan, paparan radiasi berlebihan akan meningkatkan risiko. Maka karena itu, setiap individu yang bekerja di lingkungan radiasi harus memahami bahaya ini dan menerapkan langkah proteksi dengan disiplin tinggi. Konsep ALARA atau As Low As Reasonably Achievable merupakan pendekatan yang digunakan dalam proteksi radiasi. Prinsip ini menekankan bahwa paparan radiasi harus ditekan seminimal mungkin, selama hasil diagnosis masih bisa dicapai secara optimal. Dalam praktiknya, prinsip ini mendorong penggunaan teknik yang tepat, parameter eksposur yang efisien, serta penggunaan alat pelindung diri (APR) secara konsisten.
Tiga Prinsip Utama ALARA
1. Waktu (Time)
Semakin lama waktu seseorang terpapar radiasi, semakin besar dosis yang diterima. Oleh karena itu, penting bagi radiografer untuk menyusun prosedur pemeriksaan yang cepat dan efektif guna meminimalkan waktu eksposur.
2. Jarak (Distance)
Jarak sangat berpengaruh terhadap tingkat paparan radiasi karena intensitas radiasi menurun drastis seiring meningkatnya jarak dari sumber. Radiografer harus menjaga jarak aman selama penyinaran berlangsung, atau tetap berada di balik pelindung.
3. Pelindung (Shielding)
Penggunaan pelindung seperti apron timbal, pelindung tiroid, dan kacamata khusus membantu mengurangi dosis yang diterima. Alat ini wajib digunakan oleh pasien dan radiografer sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
Jenis Proteksi Radiasi
1. Proteksi untuk Pasien