Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menikmati Pahitnya Kopi

3 Januari 2020   10:07 Diperbarui: 3 Januari 2020   10:11 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WinNetNews 3 Kedai Kopi yang Bisa Kamu Hampiri saat ke Pontianak - WinNetNews.com

Menikmati Pahitnya Kopi

Ketika kau tak mampu mengecap pahitnya kopi,
harusnya kita mulai curiga: ada apa dengan pahitnya kopi?
Seharusnya ia mampu menghangatkan pagi
Bukan malah membuat kantuk semakin menjadi-jadi
Mengapa ia tak menjelma menjadi sarapan pagi, mengenyangkan malah justru membuat perih ulu hati?

Mari kita cermati kembali:
Apa sebenarnya yang telah mereka cicipi?
Pahitnya kopi,
Manisnya kopi,
Atau, hambarnya kopi?

Bukankah kita telah lelah mengidentifikasi rasa kopi,
dengan segala jenis kopi di seluruh negeri?

Yang jelas, sebagian besar lidah tau kalau kopi pahit rasanya
Tersaji dari kedai pinggir jalan hingga kafe ternama
Kopi terbagii dalam berbagai rupa
Bukankah rasanya sama?

Kita tidak sedang mencari kopi yang pantas untuk kita cicipi, Teman
Jangan terlalu sibuk membanding-bandingkan
Karena ketika kita sibuk mencari perbandingan
Seketika itu kita akan lupa
Kopi apa sebenarnya yang telah kita nikmati setiap hari
Hingga selama ini membuat hidup lebih berarti

(Sungai Limas, 3 Januari 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun