Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bumi Merah Mengeluh

17 Mei 2024   06:48 Diperbarui: 17 Mei 2024   06:51 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Eko Windarto 

Dulu bumi kita begitu indah 

Air sungai jernih dan udara segar melambai 

Namun kini alam telah mengeluh, dan gelisah merumbai

Bumi biru yang kini berubah menjadi merah

Tinggal habitat hewan yang telah surut 


Kerusakan hutan yang tak lagi terbayangkan carut-marutnya

Gunung yang tak lagi bebas dari bahaya 

Dan sungai yang kini menghitam penuh noda

Lautan yang dulu begitu jernih Kini tak lagi terlihat keindahan alamnya 

Terumbu karang mulai mati dan memudar 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun