Mohon tunggu...
Eko Suryo Pranoto
Eko Suryo Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya guru dan pekerja keras, disiplin dan bertanggung jawab

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Hati Kita Sehat?

1 Juli 2023   07:00 Diperbarui: 1 Juli 2023   07:11 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita berada di dalam hari yang sangat mulia. Hari dimana seluruh amal kebaikan akan dibalas kebaikan. Hari sepuluh awal Dzulhijah merupakan hari-hari yang lebih baik dari pada jihad fisabilillah. Sepuluh Dzulhijjah mengingatkan kita akan sosok manusia besar, agung dan sangat mulia. Dia mendapat gelar Khalillullah. Seorang manusia yang dari tulang sulbi nya turun seorang Nabi dan Rasul. Pahlawan tauhid dan Abul Anbiya. Dia adalah Ibrahim sang kekasih Allah.

"Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhanya dengan hati yang suci." (QS As-Saffat: 83-84) penerus nabi Nuh adalah Ibrahim. Setelah nabi Nuh diutus, lalu Allah menghukum kaum nabi Nuh dengan mendatangkan banjir yang menghabiskan seluruh manusia, kecuali orang yang bertakwa, orang yang berada didalam kapal Nabi Nuh.

Penerus Nabi Nuh setelah adalah seorang Rasul yaitu Ibrahim. Nabi Nuh pun terkenal dengan sebutan Jaddul Anbiya (kakeknya para nabi). Sedangkan Ibrahim disebut sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi) karena tidak ada nabi dan Rasul yang diutus kecuali mereka berasal dari keturunan Nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim ketika mendatangi Tuhannya dengan membawa hati yang sehat. Tidak ada hal yang baik bagi seorang muslim, kecuali mereka terus menerus memperhatikan hatinya. Seorang muslim ketika bertemu dengan Allah jangan membawa hati yang tidak sehat. Tidak akan ada keselamatan kecuali kita mati dengan hati yang sehat. Hari kiamat adalah hari yang tidak akan ada manfaat harta dan anak. Di dunia ini adalah hal yang paling bermanfaat untuk kita sebagai manusia adalah harta dan anak. Hampir semua persoalan dunia selesai dengan harta dan anak. Namun tidak dengan akhirat, karena yang membuat kita selamat ketika di akhirat adalah dengan hati yang sehat.

Allah tidak akan pernah melihat bentuk tubuhmu, Allah tidak akan melihat dari hartamu, tapi Allah melihat kita baik atau tidak baik adalah dengan hati. Hati kita baik atau tidak merupakan penilaian bagi Allah. Jika hati kita sakit maka amal perbuatan kita juga tidak akan pernah baik.

Pelajaran yang paling berharga dalam sejarah Nabi Ibrahim adalah dia memiliki hati yang sehat. Apa yang dimaksud dengan hati yang sehat? Yang dimaksud dengan hati sehat adalah Qolbun aslama lillah hati yang selalu tunduk kepada Allah. Hati yang selalu taat kepada Allah. Ketika ada perintah Allah, maka hati yang baik akan tunduk. Hati yang sehat adalah hati yang tidak mau menyekutukan Allah.

Jika kita memiliki hati yang sehat, maka tidak ada hal yang paling penting dalam hidup ini kecuali ketakwaan kepada Allah. Akan tetapi jika hati kita sakit, maka dunia adalah hal paling kita pentingkan. Allah menilai dunia ini tidak lebih dari sehelai sayap lalat. "Seandainya dunia di sisi Allah nilainya sebanding dengan sayap lalat, Dia tidak akan memberi minum orang kafir walau seteguk air" (HR Tirmizi)

Dunia yang begitu murah dalam pandangan Allah, namun bagi orang-orang yang sakit hatinya dia akan lebih mencintai dunia dari pada perintah Allah. Dunia menjadi alasan bagi orang-orang yang hatinya sakit. Sedangkan hati yang sehat adalah hati yang mengutamakan Allah.

Pelajaran berikutnya dari kisah Nabi Ibrahim adalah dia hanya tunduk dan taat kepada Allah. Ketika datang perintah Allah untuk menyembelih anaknya, maka tidak ada yang lebih mahal bagi Ibrahim selain dari perintah Allah. Ibrahim lebih memilih perintah Allah. Dan perintah Allah harus dilaksanakan dengan menggunakan tangannya sendiri. Namun perintah ini bagi seorang Ibrahim yang memiliki hati yang sehat adalah sangat mudah sekali. Karena hal yang paling penting bagi seorang yang memiliki hati yang sehat adalah mengikuti perintah Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun