Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bagaimana Amalan Kita setelah Ramadan, Apakah kembali ke Setelan Pabrik?

15 April 2024   09:31 Diperbarui: 15 April 2024   09:36 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar. Kompas.com

Beberapa hari yang lalu umat muslim di seluruh dunia sudah merayakan Idul Fitri. Momen lebaran dan mudik memberi warna tersendiri, khususnya bagi perantau. 

Ramadan memang sudah berlalu dan akan kembali di tahun depan. Pertanyaan yang paling sulit kita jawab adalah, akankah tahun depan kita kembali berjumpa dengan Ramadan?

Tidak dapat dipungkiri bahwa kedatangan bulan Ramadan selalu ditunggu. Namun, kepergiannya jarang ditangisi. Orang-orang terlampau 'tenggelam' dalam hiruk pikuk hari kemenangan.

Sudah menjadi sebuah tradisi jika akhir Ramadan ditunggu untuk berburu baju dan persiapan lebaran. Sehingga, kepergian Ramadan bukanlah perpisahan yang mesti ditangisi. 

Padahal para ulama sudah memberi gambaran betapa mulianya bulan Ramadan. Amalan-amalan terbaik seharusnya ditambah di penghujung Ramadan. 

Pada kenyataannya, momen lebaran mengalahkan ritual berpuasa selama 30 hari. Kemudian, semua orang kembali ke 'setelan pabrik'. Sebuah frasa yang kini sering digaungkan untuk menggambarkan perilaku seseorang yag memang sudah menjadi kepribadian.

Bagaimana amalan kita setelah Ramadan?

Pertanyaan di atas penting untuk menjadi muhasabah diri akan konsistensi beramal setelah Ramadan usai. Akankah frasa 'setelan pabrik' melekat pada diri kita masing-masing atau kita mampu memperbaiki amalan kedepannya. 

Ya, masalah ibadah sepatutnya kembali padi pribadi perorangan. Meskipun demikian, amalan selama bulan Ramadan cukup untuk menggambarkan kualitas amalan setelahnya. 

Para ulama juga sudah memberi satu ilustrasi tentang diterima atau tidaknya puasa kita, yakni dengan melihat kepribadian kita setelah bulan Ramadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun