Mohon tunggu...
Eko Avianto
Eko Avianto Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Jamaah Yutubiyah | Penikmat kopi saat mentari belum terlalu tinggi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kereta Senja

1 Juli 2019   22:15 Diperbarui: 1 Juli 2019   23:44 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: triptotrip.co

Novia hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Mungkin antara geli tapi takut dosa melihat ekspresiku atau entahlah.

Aku berusaha menguasai diri dan menyambung kalimat. "Kamu udah lama di sini?"

"Iya. Aku perhatiin kamu dari tadi. Ini kartu namaku. Keep it. Aku tahu kamu hapus nomorku sejak kejadian itu. Aku akan jelasin semuanya. Sekarang yang penting kamu naik kereta dulu. Ntar ketinggalan."

"Oke," jawabku cepat. Aku lihat ke arah Deni. Dia sudah di depan pintu kereta, melihat ke arahku sambil garuk-garuk kepala. Aku kasih kode untuk menunggu sebentar. Lalu kembali ke Novia lagi. "Aku akan simpan kartu nama kamu. Banyak pertanyaan yang harus kamu jawab. Banyak banget."

Novia menatapku dengan tatapan matanya yang telah lama menaklukkan hatiku. Wajah itu menerbitkan senyumnya. "I know. I will be here."

Sesaat suasana menjadi hening. Kami sama-sama terdiam.

"Woooi!! Bro!!! Keretanya jalaaann!! teriak Deni dari pintu kereta api yang mulai bergerak.

Spontan aku menengok ke arah kereta. Benar saja, kereta api Joglosemar sudah bergerak. Sambil berlari pelan, kepalaku berbalik ke Novia. Kutunjukkan jam tangan pemberiannya dulu yang tak pernah lepas dari tangan kiriku. Kugerakkan tangan, memberinya isyarat jika aku aku akan menelponnya. Novia tersenyum kecil dan melambaikan tangannya.

Aku berlari semakin kencang mengejar kereta. Sang kereta senja. Inikah pertandanya? Akhir dari semua tanya yang ada di kepalaku? Aku tahu ada yang kamu sembunyikan dariku. Aku baru sadari itu setelah aku bertemu banyak orang dan harus bekerja dengan beragam manusia.

Aku mulai mengerti kenapa kamu memberiku jam tangan ini Nov. Sebagai pengingat. Iya, pengingat semua hal tentangmu. Baik dan burukmu. Bahwa kamu juga manusia. Lebih dari itu. Kamu seorang wanita yang terlalu pandai menyimpan rahasia hingga aku yang bodoh ini hanya bisa merasa terluka.

Waktu yang akan menjawab semuanya. Seiring berjalannya waktu, akan ada lebih banyak hal terbuka untuk aku ketahui. Inilah waktunya aku membuka pintu-pintu baru bagi kita berdua. Bukan aku atau kamu. Kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun