Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sendiri

11 Oktober 2021   18:09 Diperbarui: 11 Oktober 2021   18:11 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sendiri -dokpri Eko Irawan

Iya, hanya berteman dirimu. Mobil mainan. Kesini. Menikmati malam sunyi. Merenung arti diri. Bahwa hidup tak lebih dari drama imaji. 

Aku memang bukan tontonan. Perjuanganku ini untuk apa. Untuk siapa. Kubawa kemana kisah ini. Ketika masa depan itu abu abu. Tak hitam. Tak juga putih.

Mengeluh, hanya menambah siksa. Menambah beban yang menyesakan dada. Aku butuh sekarang. Saat aku hina. Aku ingin hadirmu, kekasihku. Karena sekarang, aku butuh teman. Teman istimewa yang memberiku terang. Memberiku harapan. Untuk hidup bersamamu kelak. 

Jangan biarkan aku gila. Sendiri. Tak ada yang temani. Tetes air mata sepi. Tak ada yang cari saatku pergi. Tak ada yang rindu saatku jauh. Dibiarkan. Tak dianggap sekalipun aku ada.

Sendiri. Aku jenuh bicara sendiri. Kutahu, engkau pasti datang. Itu bukan ilusi. Bukan imaji. Bukan khayali. Tapi takdir semesta. Seperti malam dan siang. Bertemu dalam petang.

Datanglah duhai penolongku. Bawa aku pergi. Sejauh mungkin. Sejauh bisa lupakan semua pahit ini. Aku berpasrah, karena aku telah tak berdaya. Terbunuh sepi ku sendiri.

Malang, 11 Oktober 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun