Seharusnya hidup tak seperti ini. Sempit. Susah. Serba sulit. Yang ada hanya tuntutan. Harus ini harus itu. Lelah.Â
Perselisihan bukan pilihan. Tak sejalan adalah keadaan. Beda pandangan tanpa satu tujuan. Maksud maksud tersembunyi, dibicarakan jadi pertengkaran. Kalah menang tiada guna. Tanpa solusi. Hidup jadi sia sia.
Saat baju cinta jadi benci. Yang ada hanya dendam. Kepuasan ilusi. Saling jegal saling hadang. Hancurkan, persulit yang seharusnya mudah. Prasangka diperbesar. Yang baik dihapus. Yang jelek dimunculkan. Seolah derita dahsyat. Tak ada maaf, tak ada ampun lagi.
Cinta jadi permusuhan. Saling Galang dan cari dukungan sana sini. Untuk pembenaran, tanpa peduli salah benar. Bicara baik baik dipelintir. Dijadikan bumerang. Biar kapok. Biar sengsara melebihi sengsara.Â
Memandang cinta seluas langit. Itu seharusnya. Jika tak ada cinta, tak perlu drama. Sudahi saja. Sederhana. Tanpa rumit. Hidup sudah sulit, kenapa dijadikan pahit. Tak cinta, ya sudah. Tak perlu memperumit hidup. Dipermudah saja. Agar bahagia.
Cinta itu solusi. Seluas langit. Tanpa cinta, lebih baik berpisah saja. Untuk apa drama? Kisah apa lagi yang didustakan? Tak perlu. Bertahan itu sakit. Apalagi dibumbui dendam. Cara mudah menolak berkah. Untuk apa pelihara derita, jika bersama tapi tersiksa?
Pandanglah langit luas. Temukan cinta. Jangan dusta lagi. Tak berpahala. Jika berlanjut akan semakin tersiksa. Tak perlu andai andai, tak nyaman, bubar saja. Bertahan, Untuk apa? Dibenci tapi nuntut bukti? Malah saling sakiti.Â
Malang, 19 Januari 2021
Oleh Eko Irawan