Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bahasa Cinta dalam Bolu Kukus

24 November 2020   02:06 Diperbarui: 24 November 2020   02:50 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri bolu kukus dalam kulkas

Kamu diam. Aku juga diam. Hanya saling pandang. Tanpa kata. Tapi sorot mata bercerita. Tentang harapan dan cinta.

Sepuluh menit berlalu. Merasa getar hati bersamamu. memulai beri tanda dalam senyum simpulmu. Curhat apa lagi, bisikmu

Kita berteman Sejak sekolah di SD kebon kopi. Teman sebangku saat belum mengerti. Masih ingat bertengkar dan duduk menyendiri. Karena dikata pacaran sejak dini.

Sekarang kamu jadian bersamaku. Mengenang kenapa tak sejak dulu. Membuang waktu yang telah lalu. Kenapa tak memulai kemesraan sejak itu.

Lapar gumammu. Aku jadi ingat kulkasku. Kue bolu kukus punyaku. Suguhan pembuka kisah bersamamu.

Cairlah suasana. Dalam lembut kue bolu kukusnya. Saling suap dan canda tawa. Membuka tabir rahasia cinta

Inilah bahasa cinta. Membuka rahasia. Berdua. Melalui malam penuh cerita. Bersama membangun asa.

Semoga cinta ini disatukan. Bahasa ini jadi ikatan. Bersamamu duhai harapan. Bersama menuju masa depan.

Tlatah Bumi Slilir, 24 November 2020

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun