Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kajian Reenactment dalam Jelajah Sejarah Malang

29 Maret 2019   15:48 Diperbarui: 29 Maret 2019   16:07 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ari gambar di atas, dapat dilihat, Malang berada di tengah wilayah Provinsi Jawa Timur. Kota Malang di kelilingi oleh pegunungan, yakni G. Penanjakan, G. Arjuna, Pegunungan Tengger, G. Welirang, G. Anjasmoro, G. Butak. Sehingga, Landform Kota Malang bagian tengah adalah Vulkanik. Beberapa wilayah yang di lewati DAS Brantas memiliki Landform  Fluvio Marin, dan Malang Selatan merupakan Daerah Karst.

Secara umum tanah yang berkembang di wilayah Malang berkembang dari bahan vulkanik hasil gunung api, yang dipengaruhi oleh Gunung Arjuno dan Anjasmoro di bagian utara, dan Gunung Panderman di bagian selatan.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Malang (Santosa et.al., 1992), formasi geologi yang dijumpai di kawasan Kota DAS Sumber Brantas ada lima, berturut-turut dari yang paling luas yaitu: 1) Qvaw (Batuan Gunungapi Arjuna Welirang), 2) Qpat (Batuan Gunungapi Anjasmara Tua), 3) Qvp (Batuan Gunungapi Panderman), 4) Qpvkb (Batuan Gunungapi Kawi-Butak) dan 5) Qpva (Batuan Gunungapi Anjasmara Muda).

Sebaran masing-masing formasi disajikan pada Gambar 2.9. Ditinjau dari umur batuan, Kompleks Pegunungan Anjasmara-Lalijiwa adalah pegunungan tua yang telah mati dan mengalami perusakan bentuk kerucut Gunung api. Kompleks pegunungan yang aling muda adalah Arjuna-Welirang, dimana Gunung Arjuna sedang istirahat dan Gunung Welirang masih aktif dengan mengeluarkan gas (belerang).

Pada Malang bagian selatan terjadi Pelipatan (Gerak Diastropik). Ditemukannya banyak daerah yang mengandung kapur, di Malang Selatan dan Blitar, hal ini disebabkan adanya tekanan dari lempeng euroasia yang bertumbukan sehingga, terjadi pelipatan kulit bumi. Kapur hanya terbentuk di dalam laut, akibat sedimentasi, fosil binatang dan endapan Ca CO3, apabila kapur ditemukan di daratan merupakan terjadinya pelipatan sehingga, daerah dasar laut mengangkat ke permukaan bumi. 

Dengan kondisi geografi yang seperti itu, wilayah Kota Malang diatur dengan :
Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri .
Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian
Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur
Bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah pendidikan

Penjelasan diatas bisa memberikan gambaran kondisi alam di Malang, Yang merupakan dataran yang sangat subur daerahnya dan menjadi pusat peradaban sbagaimana ditulis dalam sejarahnya. Dengan demikian bisa digambarkan bagaimana kondisi fisik alam di Malang Raya

Malang dalam Lintasan Sejarah

Untuk merintis tulisan ini diperlukan sebuah metode yang akurat agar mudah diikuti dan mampu memberikan pencerahan dari sisi sejarah. Menelusuri Jelajah sejarah Malang bukan hal yang mudah dilakukan, ditulis dan dishare pada pihak yang membutuhkan secara open sources. Sebenarnya sudah banyak pihak baik Pemerintah, Perguruan tinggi, Komunitas dan Para peneliti tentang hal ini. Namun keterbatasan akses membuat Penelitian dan mengumpulkan literaturnya banyak terkendala. Kemungkinan apa yang akan ditulis dalam rangkaian artikel ini ke depan akan melompat lompat, terlepas dari kronologi waktu, dikarenakan sumber datanya sbagaimana kendala tersebut diatas.

Berikut mencoba merangkai Malang dalam lintasan sejarah

Kapankah Malang pertama Kali memulai peradabannya? Penemuan situs Sekaran, di Desa Sekarpuro Kecamatan Pakis Kabupaten Malang akan banyak memberikan Jawaban tentang Malang dalam kajian arkeologi di Masa mendatang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun