Nama "Sawunggalih"di Kereta Api, Kecintaan Pada Budaya Lokal
Kisah Sawunggaling dalam pejuangan pembela tanah air walaupun seporadis, lokal, namun telah meletakkan sejarah/historis  melekat pada masyarakat maupun pemerintah. Cinta kebudayaan dan peradaban zaman masa lalu tetap dikenang dan terpelihara dengan baik sebagai warisan budaya daerah (lokal). Memelihara warisan budaya lokal melibatkan pemerintah dan masyarakat setempat merupakan bentuk kepedulian terhadap budayanya, menjaga warisan nenek moyang agar tidak tergerus oleh kemajuan zaman.
Kemarin saya menulis event budaya Sawunggaling (bagian 12) tidak lain adalah salah satu cara melestarikan budaya ini agar tidak ditinggalkan oleh masyarakat. Kita ketahui perkembangan Teknologi Informasi (TI) begitu pesat apalagi sekarang ada teknologi Artificial Intelligence (AI) masyarakat lebih gandrung buka media sosial hampir tiap hari seperti makanan kedua baik setelah sarapan pagi, makan siang atau makan malam. Saya sendiri pun pegang gadget/laptop tidak ketinggalan akan berita informasi di media sosial baik dalam negeri maupun luar negeri. Kalau tidak melihat media sosial seperti ada yang kurang, seakan kita ketinggalan kereta api yang melaju kencang.
Nah.. sekarang di sektor transportasi nama "Sawunggalih" tertulis di kereta api. Di luar gerbong kereta di tempel papan persegi panjang tertulis "Sawunggalih" yang dibawahnya menyebutkan jurusan kereta api. Nama Sawunggalih bagi orang Jawa Timur itu mungkin diartikan nama Sawunggaling.
Bulan Juli 2025 lalu, saya keluar kota naik kereta api kelas ekonomi premium KA. Kertajaya ke Bekasi. Pada waktu pulang ke Surabaya saya memutuskan tetap naik kereta api yang sama yaitu KA Kertajaya. Ketika saya di ruang tunggu Stasiun Bekasi, sebelum jam keberangkatan KA Kertajaya (sore), saya terdengar diumumkan oleh petugas kereta api dengan pengeras suara (toa) bahwa sebentar lagi KA Sawunggalih datang, dan diminta penumpang yang sudah pegang tiket KA Sawunggalih bersiap-siap untuk naik. Disebutkan  nama KA Sawunggalih yang dipakai oleh PT KAI saya merasa senang, dan bahagia mendengarnya. Kita patut mengapreasi bahwa PT KAI ikut melestarikan warisan lokal, dan itu merupakan sumbangsih Pemerintah/BUMN mengangkat nama Sawunggaling pahlawan lokal yang heroik.
Selanjutnya, saya membuka laman Wikipedia bahasa Indonesia, diketahui Kereta Api Sawunggalih (yang ditampilkan sebagai Sawunggalih Utama pada layar informasi rangkaian kereta) merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi premium yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Kereta ini melayani relasi Kutoarjo -- Pasar Senen melalui lintas selatan Jawa, yaitu via Cirebon--Purwokerto.
Lebih lanjut, kereta Sawunggalih dikenal memiliki tingkat okupansi yang tinggi, karena menjadi andalan masyarakat di wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan. Popularitas ini menjadikan nama "Sawunggalih" sebagai salah satu jenama (merek) legendaris yang tetap dipertahankan hingga kini.
Dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, frekuensi perjalanan Sawunggalih ditingkatkan menjadi enam kali per hari. Selain itu, batas kecepatan operasionalnya dinaikkan hingga 120 km/jam, menjadikannya sebagai kereta antarkota tercepat dengan relasi dari/ke Stasiun Pasar Senen.
Meski namanya mirip, "Sawunggalih" dalam layanan kereta api tidak berkaitan langsung dengan tokoh "Sawunggaling" yang dikenal sebagai pahlawan rakyat Surabaya. Namun, keduanya sama-sama mencerminkan semangat perjuangan dan kebanggaan lokal yang terus hidup di tengah masyarakat.