Mohon tunggu...
Eko N Thomas Marbun
Eko N Thomas Marbun Mohon Tunggu... Penulis - I Kerani di Medan Merdeka Utara I

Tertarik pada sepak bola, politik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Meminta Maaf dan Memaafkan

25 November 2021   01:18 Diperbarui: 25 November 2021   01:33 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:pngitem.com

Orang-orang seperti ini akan sangat susah meminta maaf. Jadi, jangan heran jika motor butut anda disenggol oleh seorang pengguna sedan mewah di jalanan. Tiba-tiba dia turun dan memarahi anda yang sedang bengong karena merasa justru korban. Lantas, ketika dia terpojok malah ngomong, berapa sih saya bayar.

Soal adab ini tidak terbentuk dengan mudah. Ini persoalan pendidikan karakter yang dibangun dalam keluarga dan interaksinya di dalam lingkungan sehari-hari. Jadi, bergaullah dengan orang-orang yang tepat. Jangan sampai pergaulanmu menjerumuskanmu jadi tidak beradab.

Berbuat kesalahan dan defensif adalah lanjutan dari ketidakmampuan membangun keadaban dalam diri. Ciri masyarakat atau manusia beradab paling penting adalah menghargai manusia! Begitulah moralnya.

Ingkar telah berbuat salah serta mencari pembenaran adalah perbuatan yang tidak bermoral. Banyak orang melakukan karena dia merasa cara itu menjaga nama baik dan reputasinya. Meskipun sebenarnya dampaknya justru sebaliknya.

Di Jepang, dengan standar moral yang tinggi. Para pejabat jika anak buahnya atau dirinya melakukan kesalahan akan sesegera mungkin minta maaf dan mengundurkan diri. Begitulah cara mereka menjaga nama baik dan reputasi. Dalam bentuk yang ekstrim mereka melakukan harakiri!

Masyarakat Indonesia sebenarnya pemaaf. Jika tidak bisa disebut permisif terhadap kesalahan. Lihat saja, sudah begitu banyak materai habis untuk berlembar-lembar surat  permintaan maaf dan janji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Menilik hal tersebut, rasanya tidak perlu sungkan-sungkan untuk meminta maaf. Jika melakukan kesalahan cepat-cepatlah sadar. Akuilah bahwa anda bodoh telah melakukan. Tapi, jangan pula menjadi orang yang rajin berbuat salah karena mudahnya minta maaf.

Jangan sampai anda dilaporkan atau saling melaporkan ke Polisi. Setelah itu disodorkan kertas bermaterai 10.000 rupiah. Isinya pernyataan maaf dan janji untuk tidak mengulangi atau justru berakhir di penjara!

Meminta maaf adalah perbuatan kesatria, bermoral dan beradab. Menanggalkan ego, nama baik dan reputasi bukan hal yang gampang. Jadi orang yang berani minta maaf dan mengakui kesalahannya patut dihargai dan diapresiasi.

Permintaan maaf yang tulus lebih lanjut adalah permintaan maaf tanpa embel-embel. Misalnya, saya meminta maaf tapi jangan laporkan ke polisi. Lebih baik jika menyadari kesalahan, meminta maaf dan siap menjalani konsekusinya. Misalnya, didenda adat atau dipenjarakan.

Kita memang patut menghargai orang yang minta maaf. Tapi, penghargaan yang lebih tinggi patut diberikan kepada orang yang mau memafkan dengan tulus. Misalnya, memaafkan tanpa embel-embel tapi proses hukum tetap lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun