Mohon tunggu...
Eko N Thomas Marbun
Eko N Thomas Marbun Mohon Tunggu... Penulis - I Kerani di Medan Merdeka Utara I

Tertarik pada sepak bola, politik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Meminta Maaf dan Memaafkan

25 November 2021   01:18 Diperbarui: 25 November 2021   01:33 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:pngitem.com

Meminjam lirik Lagu Dewa 19 berjudul Cintailah Cinta, kita takkan bisa belari dari kenyataan bahwa kita manusia tempatnya salah dan lupa. Kira-kira cukup menggambarkan bahwa berbuat salah adalah kodrat manusia!

Jadi, melakukan kesalahan adalah hal manusiawi. Hampir tidak ada manusia di muka bumi ini yang sempurna dalam bertingkah laku. Kalau tidak bisa disebut semuanya pernah berbuat salah.

Kesalahan dimaksud dalam tulisan ini soal pengingkaran terhadap keadaban. Yakni keramahan, sopan santun, budi pekerti dan akhlak. Bukan soal pidana atau kriminal meskipun kalau ditarik-tarik bisa juga jadi perbuatan tidak menyenangkan atau penghinaan.

Adanya kata kesalahan pula yang membuat kata 'maaf' memiliki makna. Jadi bukan kata pembenaran yang dipakai untuk kata kesalahan. Artinya kata maaf bukan untuk permisif atas kesalahan. Tetapi, untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak karena kesalahan.

Jika kesalahan adalah hal manusiawi sebab manusia pasti berbuat salah. Maka memaafkan pun demikian. Rasanya tidak manusiawi juga tidak ada kata maaf untuk sebuah kesalahan.

Memberi maaf tidak melulu soal mengampuni orang lain. Tetapi, juga untuk mengobati diri sendiri dari rasa marah dan dendam karena merasa dirugikan atas kesalahan orang lain. Memendam rasa marah dan dendam justru berpotensi merusak diri sendiri. Sebab, sewaktu-waktu bisa meledak dilampiaskan lewat kekerasan atau sejenisnya.

Ada macam-macam hal yang bisa menjerumuskan kita dalam berbagai macam kesalahan. Kesalahan itu bisa muncul karena kita tidak terampil melakukan sesuatu atau merasa paling terampil. Ujung-ujungnya merugikan orang lain. Bisa juga karena cara berperilaku kita.

Kita akan bicara soal adab ketika berinterkasi dengan orang lain. Jadi, soal adab ini lebih kepada cara kita bersikap terhadap orang lain. Bagaimana kita memposisikan diri dalam masyarakat. Apakah kita merasa orang paling benar, penting dan berkuasa? Atau sebaliknya takut salah dan merasa tidak siapa-siapa.

Adab juga sangat berpengaruh terhadap koreks diri kita ke dalam. Maksudnya menyadari kesalahan dan mau meminta maaf tanpa embel-embel tertentu. Jadi tulus meminta maaf dan tidak defensif bukan perkara mudah juga. Maaf berarti rendah dan kalah.

Saya contohkan begini, ada orang yang sudah terbiasa dirinya merasa orang penting dan berkuasa. Bagi dia, melakukan sesuatu itu bebas selama yang bersinggungan dengan orang yang tidak lebih penting dan berkuasa darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun