Mohon tunggu...
EKI WIRATAMA PUTRA
EKI WIRATAMA PUTRA Mohon Tunggu... Pegawai Swasta, Mahasiswa

Saya adalah orang yang pekerja keras, simple, dan tidak banyak bicara. Saya juga sedang menempuh pendidikan Universitas Mercu Buana NIM saya adalah 41322110039

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Diskursus Cincin Gyges pada Pelanggaran Etika dan Hukum

29 Mei 2025   09:05 Diperbarui: 29 Mei 2025   09:05 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri_Prof Apollo
Dokpri_Prof Apollo
Dokpri_Prof Apollo
Dokpri_Prof Apollo
Dokpri_Prof Apollo
Dokpri_Prof Apollo
Dokpri_Prof Apollo
Dokpri_Prof Apollo
Etika merupakan salah satu hal penting yang harus dipahami dan dilakukan setiap manusia ketika menjalani kehidupannya sehari-hari. Etika sendiri merupakan suatu hal tentang prinsip-prinsip yang mengatur pola perilaku manusia. Hal itu, biasanya meliputi apa yang benar dan yang salah, bagaimana seharusnya manusia bertindak, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut ahli bernama Plato, etika berkaitan erat dengan pengetahuan tentang kebaikan dan bagaimana mencapai kehidupan yang baik dan bermakna. Sementara Aristoteles menekankan pada etika kebajikan.

"Etika adalah tentang mengembangkan karakter moral yang baik melalui kebiasaan dan latihan, sehingga individu dapat mencapai eudaimonia (kebahagiaan atau kesejahteraan)," ucap Aristoteles.

Sebab itu, etika yang baik penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Dengan adanya etika yang baik, seseorang cenderung lebih mudah diterima ketika bergaul, baik dalam lingkungan kerja, rumah, pendidikan, dan sebagainya.

Dengan adanya etika yang baik, setiap manusia juga bisa lebih saling menghargai dan mau mengerti satu sama lain. Tanpa adanya etika yang baik, seseorang kerap kali mendapatkan penilaian yang buruk di mata masyarakat.

Berbicara mengenai etika, tentu saja erat kaitannya dengan hukum. Pasalnya, etika sendiri sebagai dasar bagi pembentukan hukum. Hukum yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip etika, seperti keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan umum.

Namun, untuk membahas etika dan hukum lebih lanjut, kita bisa memahaminya melalui diskursus Cincin Gyges. Cincin Gyges sendiri menawarkan sebuah kerangka untuk memahami kompleksitas hubungan antara kekuasaan, etika, dan hukum. Serta pentingnya pengawasan dan akuntabilitas dalam mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

Apa itu Cincin Gyges?

Cincin Gyges merupakan sebuah mitos yang pertama kali dikenalkan oleh ahli filsuf bernama Plato. Melalui mitos tersebut, Plato mengeksplorasi berbagai pertanyaan fundamental tentang keadilan. Apakah keadilan tersebut intristik baik atau hanya sebuah strategi yang dipilih untuk menghindari hukum.

Mitos Cincin Gyges sendiri bercerita tentang seorang gembala bernama Gyges yang menemukan sebuah cincin ajaib dalam sebuah gua. Cincin ini membuat orang yang memakainya menjadi tidak terlihat.

Dengan adanya kekuatan tersebut, Gyges mencoba melakukan berbagai tindakan tak bermoral, seperti merebut raja, merebut tahta, dan menikahi ratu. Lalu, Plato menggunakan mitos ini sebagai studi kasus untuk menyelidiki apakah manusia akan bertindak adil jika mereka memiliki kebebasan untuk melakukan kejahatan atau pelanggaran hukum apabila tanpa konsekuensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun