Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Elektronika dan Komputer, Filsafat Serta Musik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Budaya Kosmopolitanisme: Suatu Refleksi atas Kebudayaan Lokal

1 Desember 2022   08:21 Diperbarui: 1 Desember 2022   12:53 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

BUDAYA KOSMOPOLITANISME: SUATU REFLEKSI ATAS KEBUDAYAAN LOKAL

(Mikael Ekel Sadsuitubun-Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado)

Pendahuluan 

         Identitas kebudayaan merujuk pada "kekhasan", "originalitas", atau "substansi inti" suatu kebudayaan.  Identitas suatu kebudayaan bercampur dengan identitas kebudayaan lain membentuk suatu interaksi/relasi yang melahirkan kepedulian dan komitmen yang sama untuk membangun bentuk kehidupan tertentu yang mereka anggap bermakna dan otentik-sesuai dengan jiwa dan riwayat mereka. Relasi antar kebudayaan itu meluas melalui jejaring Global yang sesungguhnya memperdalam interaksi antar budaya.

A. Kebudayaan Sebagai Komitmen

       Kebudayaan sebagai komitmen merupakan suatu upaya untuk mencari kembali apa yang sesungguhnya berharga dan kita perjuangkan ketika kita mepertahankan atau memperjuangkan hal yang kita sebut "kebudayaan" itu. Kebudayaan sebagai komitmen merupakan suatu gerakan untuk secara bersama-sama mempertahankan suatu kehidupan tertentu yang lebih baik atau suatu kehidupan yang bermakna. Komitmen yang didasarkan akan ikatan antar kebudaya-kebudayaan yang kemudian meluas hingga ke tingkat global.

       Oleh karena itu, berikut akan dijelaskan secara lebih mendetail apa itu Kebudayaan sebagai komitmen. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Kebudayaan sebagai komitmen merupakan upaya untuk mempertahankan atau memperjuangkan suatu kebudayaan tertentu. Kebudayaan dimaksud tidak lain adalah pengalaman atau kebiasaan/tradisi hidup sehari-hari yang dianggap bermakna. Untuk membangun Kebudayaan sebagai komitmen, harus ada transaksi dan kesepakatan. Mengapa...? Karena suatu kebudayaan tentu saja dibangun berdasarkan suatu kesepakatan tertentu. Kesepakatan formal menciptakan semacam solidaritas di antara para anggota suatu kebudayaan yang mendorong mereka memperjuangkan tujuan bersama. Namun untuk mempersatukan kebudayaan-kebudayaan yang berbeda-beda itu diperlukan tradisi dan konstruksi. Tradisi diciptakan berdasarkan keputusan-keputusan manusia untuk menjadikan aliran peristiwa dan bermacam pengalaman bisa dimengerti sehingga dapat dikatakan bahwa tak ada kebudayaan tanpa tradisi. Selain itu, identitas budaya juga merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam Kebudayaan sebagai komitmen. Identitas kebudayaan merujuk pada "kekhasan", "originalitas", atau "substansi inti" suatu kebudayaan.  Identitas suatu kebudayaan bercampur dengan identitas kebudayaan lain membentuk suatu interaksi/relasi yang melahirkan kepedulian dan komitmen yang sama untuk membangun bentuk kehidupan tertentu yang mereka anggap bermakna dan otentik-sesuai dengan jiwa dan riwayat mereka. Relasi antar kebudayaan itu meluas melalui jejaring Global yang sesungguhnya memperdalam interaksi antar budaya.

           Jadi, Kebudayaan sebagai komitmen adalah suatu upaya untuk mencari kembali apa yang sesungguhnya berharga dan kita perjuangkan ketika kita mepertahankan atau memperjuangkan hal yang kita sebut "kebudayaan" itu. Kebudayaan sebagai komitmen merupakan suatu gerakan untuk secara bersama-sama mempertahankan suatu kehidupan tertentu yang lebih baik atau suatu kehidupan yang bermakna dalam modernitas dan tetap mempertahankan otentisitasnya.

B. Budaya Kosmopolitanisme

      Budaya Kosmopolitanisme adalah budaya yang menyatakan bahwa manusia dipersatukan manjadi satu kebudayaan tunggal oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan IPTEK membuat hilangnya jarak geografis dan kian terkoneksikannya manusia dalam jejaring global . Budaya Kosmopolitanisme membuat manusia dapat dengan cepat mengetahui informasi atau kejadian yang terjadi di belahan dunia lain. Isu-isu global menjadi bagian dari pengalaman sehari-hari dan menjadi bagian dari kehidupan moral semua orang. Kebudayaan Kosmopolitanisme memungkinkan semua suku, bangsa menjadi satu komunitas yang memiliki moralitas yang sama. Infrastruktur kosmopolitanisme adalah kosmopolis. Kosmopolis adalah semacam jejaring. Kosmopolis terbentuk lewat interaksi masyarakat yang saling berkomunikasi dan membentuk kerumunan atau kelompok temporer dalam ruang maya ataupun nyata.

C. Perspektif Historis Kosmopolitanisme dan Prinsip-Prinsip Etis Yang Diimplikasikannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun