Secercah senyumnya pagi hari
Bagai secangkir kopi manis bagiku
Membuatku lelah hati
Namun juga rindu
"Semangat pagi semuanya" sapa perempuan itu, nadanya menirukan salah satu motivator terkenal.Â
Aku menatapnya sekilas, Â lalu melanjutkan kembali pekerjaanku. Tumpukan berkas yang dari kemarin belum juga kusentuh. Â Sakit maag yang kuderita mulai parah, Â hingga aku tak bisa berpikir jernih.Â
"Sudah sehat Mas Bay? " tanyanya.Â
Aku menatapnya. Â Dirinya tulus menanyakan hal itu, Â "Ya, Â sudah mendingan"
"Kalau masih sakit tidak usah dipaksakan"
Aku meringis.Â
Perempuan itu pun segera berlalu dari hadapanku. Sudah kuniatkan sejak hari ini untuk membatasi percakapan dengannya. Â Bukan karena dirinya perempuan yang tidak asyik diajak berbincang. Â Melainkan dirinya terlalu asyik untuk diajak bicara, Â bertukar pendapat dan yang paling penting dirinya selalu bisa memahamiku. Â Baru kali ini aku merasa ada perempuan yang secerdas dan seluwes dirinya merenggut perhatianku.Â