Mohon tunggu...
Eka Radityo
Eka Radityo Mohon Tunggu... Birokrat, Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Siapakah "Panglima" Prabowo Selanjutnya?

4 Februari 2025   17:00 Diperbarui: 6 Februari 2025   12:44 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo dan Panglima TNI Agus Subiyanto (Sumber : Tim Media Prabowo)

Justru yang saat ini dianggap sebagai ganjalan bagi Prabowo yaitu pengaruh Jokowi pada pemerintahannya. Harus diakui bahwa tanpa dukungan Jokowi, belum tentu Prabowo akan memenangkan Pilpres 2024. Apalagi ada 17 menteri era Jokowi yang kembali diangkat pada pemerintahan Prabowo. Belum lagi keberadaan Gibran yang menjadi Wakil Presiden. Sehingga stigma bahwa Jokowi masih “cawe-cawe” pada Prabowo akan selalu ada. Sehingga ada beberapa elemen masyarakat (termasuk dari PDIP) yang gencar menyuarakan agar Prabowo “meninggalkan” Jokowi.

Apalagi tiga Kepala Staf yang saat ini menjabat semuanya diangkat pada masa pemerintahan Jokowi. Terkecuali Kasal Laksamana Muhammad Ali yang akan diganti pada bulan April 2025 nanti, bisa dibilang bahwa dua Kepala Staf Angkatan lainnya merupakan orangnya Jokowi.

Kasad Maruli Simanjuntak pernah menjadi Komandan Grup A Paspampres, Komandan Korem 074 Warastratama Surakarta, Komandan Paspampres yang semuanya terjadi pada masa Jokowi. Belum lagi fakta bahwa Maruli merupakan menantu Luhut Panjaitan yang selama ini dianggap sebagai tangan kanan Jokowi. Sehingga atribut sebagai orangnya Jokowi tentu sangat melekat kepada Maruli. Lalu Kasau Mohamad Tony Harjono pernah menjadi ajudan Jokowi pada tahun 2014-2016. Tony Harjono juga pernah menjadi Komandan Lanud Adi Soemarmo Solo, Sekretaris Militer Jokowi 2020-2022. Sehingga anggapan bahwa Tonny Harjono orangnya Jokowi tentu sangat kuat.

Sebagai seorang Presiden dengan latar belakang militer yang kuat, tentu Prabowo ingin bahwa Panglima TNI berikutnya harus dari orangnya Prabowo sendiri. Dibanding Jokowi yang orang sipil, tentu Prabowo lebih mempunyai jejaring di kalangan militer termasuk banyak perwira yang dulunya mungkin merupakan binaannya. Namun dengan kondisi bahwa para Kepala Staf Angkatan yang ada saat ini merupakan orang-orangnya Jokowi, tentu menjadi PR terbesar Prabowo.

Bagaimanapun juga akan terlalu frontal apabila Prabowo harus mengganti seluruh Kepala Staf Angkatan. Apalagi sejauh ini hubungan personal Jokowi dan Prabowo masih sangat baik, meski harus diakui bahwa ada kecenderungan Prabowo mulai mengurangi peran Jokowi dalam kebijakannya.

Panglima TNI, Kapolri dan 3 Kepala Staf Angkatan (Sumber : Polri)
Panglima TNI, Kapolri dan 3 Kepala Staf Angkatan (Sumber : Polri)

Lalu apa yang harus dilakukan Prabowo dalam penggantian Panglima TNI nanti? Yang pertama Prabowo dapat mengganti Kasal Muhammad Ali dengan perwira angkatan laut yang merupakan orang dekatnya. Lalu Kasal yang baru ini yang diajukan sebagai calon Panglima TNI selanjutnya. Namun perlu diingat bahwa Panglima sebelum Jenderal Agus Subiyanto yaitu Laksamana Yudo Margono yang berasal dari Angkatan Laut, sehingga meskipun ada rotasi matra pada pergantian Panglima TNI namun apakah ideal apabila kembali dijabat dari Angkatan Laut.

Yang kedua yaitu Prabowo mengajukan Kasau Marsekal Mohamad Tonny Harjono sebagai calon Panglima TNI. Secara urutan dan rotasi antar matra, ini terlihat ideal. Namun bagaimanapun juga anggapan bahwa Tonny Harjono merupakan orangnya Jokowi tentu akan menjadi beban tersendiri bagi Prabowo. Apalagi usia pensiun Tonny Harjono masih cukup lama (pensiun Oktober 2029) atau lebih dari 4 tahun, atau hampir sepanjang masa pemerintahan Prabowo.

Yang ketiga yaitu Prabowo mengajukan Kasad Maruli Simanjuntak sebagai calon Panglima TNI. ini sebenarnya cukup logis karena dalam banyak hal Maruli mempunyai banyak kesamaan dengan Prabowo. Sama-sama dari matra darat dan besar di korps baret merah (Kopassus). Belum lagi ada hubungan historis, bahwa Maruli (saat itu berpangkat letnan) yang dulu merupakan atlet judo pernah digendong oleh Prabowo yang saat itu berpangkat Kolonel, setelah Maruli memenangkan kejuaraan judo tingkat Asia Tenggara.

Prabowo ketika menggendong Maruli Simanjuntak (Sumber : supernews.co.id)
Prabowo ketika menggendong Maruli Simanjuntak (Sumber : supernews.co.id)

 Namun penunjukan Maruli sebagai calon Panglima TNI sebenarnya sangat tergantung bagaimana hubungan Prabowo dengan Luhut Binsar Panjaitan. Hubungan mereka berdua selama ini memang pasang surut. Pada pilpres 2014 Luhut yang saat itu merupakan kader Golkar lebih memilih mendukung Jokowi, padahal Golkar sendiri mendukung Prabowo. Namun sejak Prabowo bergabung di pemerintahan Jokowi pada 2019, hubungan mereka berdua terlihat membaik. Dalam banyak kesempatan Prabowo sering menyampaikan bahwa Luhut merupakan senior yang menjadi idolanya sejak taruna. Apalagi pada pemerintah Prabowo ini toh Luhut juga masih diajak bergabung, meskipun mungkin perannya sudah jauh berkurang dibanding masa pemerintahan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun