Mohon tunggu...
Muhamad Haekal Fikri
Muhamad Haekal Fikri Mohon Tunggu... Lainnya - Do think the Unthinkable

Menikmati sastra sama dengan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepasang Mata Jendela

20 September 2020   08:04 Diperbarui: 20 September 2020   08:10 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita sepasang mata jendela 

Menatap pohon dan daun-daun 

di halaman taman tanpa hujan

Bunga yang gelagapnya ragu untuk tumbuh sekali lagi

Kau pernah menanamnya berkali-kali di sekujur tubuh sendiri. 

Pada sore hari, sayup mata angin memberi isyarat nadi kecil di pergelangan 

Mengapa kau kepal tanyaku.  Di beranda udara dingin di bawah bebatuan 

Mengecup dua cangkir teh hangat. 

Sepasang matamu menguap 

Sudah berapa waktu

Hujan pun turun 

satu demi satu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun