Mohon tunggu...
Eka
Eka Mohon Tunggu... Lainnya - .

hobi makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perang Ukraina-Rusia terhadap Anak-anak, Sudut Pandang Psikologis

30 November 2022   13:40 Diperbarui: 30 November 2022   13:45 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia ini perang adalah hal yang tak dapat dihindari yang mana disetiap konflik yang terjadi diberbagai penjuru dunia selalu berakhir dengan yang namanya peperangan, yang mana entah itu berlandaskan karena perbedaan ideologi, ras, maupun agama. Namun di zaman sekarang ini perang seakan-akan menjadi sebuah alat politik untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dibalik itu semua apakah kita sadar bahwa dampak yang ditimbulkan dari perang tersebut baik dampak kerugian materil atau immaterial. Salah satu dampak immaterial adalah trauma dan stress berkepanjangan. Ini merupakan masalah yang serius karena tidak hanya berdampak terhadap orang dewasa saja namun, juga kepada anak-anak yang mana ini dapat mengganggu pikiran serta memori dari anak itu sendiri, hal ini bisa mengakibatkan anak mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau Gangguan Stress Pasca Trauma.

PTSD adalah gangguan psikologis yang dialami oleh individu yang pernah mengalami kejadian-kejadian yang buruk misalnya, pemerkosaan,pelecehan, bencana alam, pembullyan, dan lain-lain (Faishol, Islamy. 2022). Jika kita menilik lebih jauh dampak yang ditimbulkan oleh PTSD itu sendiri hal ini bisa sangat berbahaya yang mana ini bisa mempengaruhi anak-anak tersebut nantinya. Kejadian serta peristiwa yang pernah terjadi terkadang membekas pada diri seseorang dan akan membekas dalam pikirannya sehingga mempengaruhi segala aktivitasnya maupun cara berpikirnya (Lumongga, 2016) . Hal ini tidak hanya bisa berdampak terhadap anak itu sendiri namun, juga kepada keluarga dari anak tersebut yang mana jika gejala dari PTSD itu muncul secara tiba-tiba hal ini bisa mengakibatkan anak tersebut merasa dikucilkan di keluarga maupun dari masyarakat. Karena dianggap mengganggu serta mengalami kelainan serta cacat mental, yang mana ini tidak sepenuhnya benar apabila kita segera memberikan treatment atau perlakuan untuk mengatasi gangguan PTSD tersebut.

Oleh karena itu, dampak dari perang memang sangat merugikan serta tidak hanya berdampak pada generasi yang mengalami perang itu sendiri tetapi juga generasi yang akan datang. Kita sudah semestinya harus bisa menghadapi serta membantu anak-anak yang menderita PTSD tersebut dengan cara salah satunya adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT) atau Terapi Perilaku Kognitif. Menurut American Psychological Assosiation (APA, 2017) Terapi kognitif-perilaku berfokus pada hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku; menargetkan masalah dan gejala yang ada; dan fokus pada perubahan pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang membuatnya sulit untuk berfungsi.lalu serta pengobatan baik. Perawatan lain termasuk terapi komplementer dan alternatif juga semakin banyak digunakan untuk membantu orang dengan PTSD. Pendekatan ini memberikan perawatan di luar klinik kesehatan mental konvensional dan mungkin memerlukan lebih sedikit pembicaraan dan pengungkapan daripada psikoterapi. Contohnya termasuk akupunktur dan terapi dengan bantuan hewan serta masih banyak lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun