"Roy sehat dan baik di sini, tapi Roy rindu Ibu, Ayah, dan adik-adik"
"Itu wajar, apalagi kamu sangat menyayangi kami di sini. Setelah ini kamu pasti akan berangkat kerja dan mungkin sekarang kamu akan sarapan roti tawar dan selai cokelat lagi."
Roy tertawa, lalu berkata, "Ibu tahu saja,"
Ibu juga tertawa mendengar jawaban Roy, kemudian membalas, "Roy, makan siang nanti belilah makanan yang kamu sukai. Di sini kami sudah tercukupi, jangan terlalu khawatir. Ayah dan Ibu juga masih bekerja, kami masih bisa hidup dengan gaji dari pekerjaan itu dan bahkan menabung."
"Iya Ibu, tapi mungkin Roy akan membeli bahan-bahan makanan saja dan memasak sendiri. Ibu tahu tidak? Kemarin Roy memasak sup ayam yang sangat lezat."
"Ya sudah kalau begitu, hati-hati di perjalanan saat akan berangkat kerja dan setiap pulang ya, anakku."
"Iya Ibu, selalu do'akan Roy di sini."
"Tentu saja," Telepon ditutup
Roy terdiam sebentar, lalu tersenyum. Dia mengambil dua roti tawar dengan selai cokelat di tengah-tengahnya. Kemudian memakan sarapan sambil menghadap jendela, melihat langit biru yang cerah di pagi hari.Â
Tidak menghabiskan waktu yang lama, sarapan istimewanya sudah habis. Dia mengambil tas kerja. Berangkatlah dia untuk ke tempat kerjanya.
"Roy, Roy, tunggu temanku,"