Dari 41 tip dalam buku SP41 menurut saya yang paling fatal adalah tip 22 (h. 60-61). Andyda menganjurkan membacakan buku cerita anak sejak dini. Ia memberikan contoh-contoh cerita anak lewat tautan hhtp://resourceful-parenting.blogspot.com. Saya membuka tautan tersebut untuk melihat contoh-contoh cerita anak. Astaga naga!
Di tautan itu ada dongeng “kancil dan harimau”. Tepatkah dongeng serial si kancil untuk anak-anak? Adalah Jean-Jacques Rousseau (1712-78) yang mengecam dongeng “Burung Gagak dan Serigala” ditujukan kepada anak-anak yang ceritanya sejalan dengan dongeng serial “Si Kancil”. Apa yang bisa didapat dari “Si Kancil”? Kancil dengan segala cara menipu lawannya agar selamat. Apakah anak-anak diajarkan menipu?
Dongeng Si Kancil adalah mengenai keputusan etis. Tipuan Si Kancil bukan soal benar atau salah, baik atau buruk, tepat atau meleset, melainkan mengenai keputusan yang patut dilakukan. Anak-anak belum memiliki kesadaran etis dan tidak boleh dipaksa untuk diajarkan etika, karena memang bukan kapasitasnya. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun belum tentu memiliki kesadaran etis. Sungguh menyedihkan, jika pada akhirnya anak-anak mengidolakan Si Kancil, karena mahir menipu.
Bukan hanya serial “Si Kancil”, masih ada beberapa lagi cerita anak di tautan itu yang tidak layak untuk anak-anak, karena pesannya mengenai etika yang di luar kapasitas anak-anak. Mengenai kesadaran etis sila lihat “Menakar Kesadaran Etis Ahok” di http://m.kompasiana.com/efrondp/menakar-kesadaran-etis-ahok_54f89167a3331108168b4567
Secara umum buku SP41 yang dimaksudkan Andyda diperuntukkan bagi pembekalan orang tua/dewasa dari isi dan bahasanya yang berisi kalimat perintah/imperatif bukanlah materi pendidikan orang dewasa. Buku ini tepatnya kumpulan tip bagi anak-anak SMA yang mau menjadi pengasuh bayi (baby sitter). Dapat juga dikatakan buku ini adalah kumpulan resep masakan. Jika tidak ditemukan resep sroto Sokaraja, sila hubungi pengarang buku.
Apa yang disampaikan oleh Andyda bukanlah hal baru. Jika melihat buku sejarah pemikiran dan praktik pendidikan yang ditulis oleh Robert R. Boehlke setebal lebih daripada seribu halaman itu sudah dicakup dasar filsafatinya. Misal, melatih kecerdasan emosional lewat nyanyian sudah diajarkan ribuan tahun oleh bangsa Israel kuno. Bahkan sebagian yang disampaikan oleh Andyda sudah dikecam tiga abad sampai ribuan tahun yang lalu.
Menjadi pakar pengasuhan anak tidak cukup berbekal membaca dua tiga buku. Ia perlu pergulatan panjang dengan dibekali filsafat pendidikan dan pedagogi yang memadai.
Akhirulkalam, keahlian di atas segala keahlian adalah kemampuan membina anak-anak (Jean Charlier de Gerson, 1420).
