Mohon tunggu...
Efri Cahyanti
Efri Cahyanti Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga / Freelancer

Senang dengan dunia anak dan berita. Suka menulis dan menambah pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istighfar Cinta

5 Februari 2024   14:33 Diperbarui: 5 Februari 2024   14:35 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

___

Tak terasa sudah hampir jam 9 malam. Terlihat beberapa jamaah keluar dari masjid usai melaksanakan shalat tawarih. Riuh riang anak-anak semakin menambah suasana indah malam di bulan Ramadhan. Daganganku juga Alhamdulillah sudah habis. Sesekali ada juga jamaah yang mampir ke lapak dagangan es buahku saat pulang tarawih. Allah berikan rezeki yang indah hari ini. Alhamdulillah.

Udara malam semakin terasa dingin. Aku bergegas membereskan gerobag daganganku. Kupisahkan sendok, mangkuk, tempat buah, dan peralatan yang perlu untuk di cuci. Buah-buahan yang masih utuh pun aku pisahkan untuk bisa digunakan dagang esok hari.

Brrrmmm bbrrrmmm brrmmmm,,,

Terdengar ada suara motor mendekat. Ternyata mas Lesmana datang. Kulihat dia begitu tampan dengan pakaian rapi yang dikenakannya. Tersungging senyum tipis dibibirnya. Hatiku semakin berdebar. Kubalas senyumnya. Teringat dia yang tadi sore memuji aku cantik membuat diriku justru menjadi salah tingkah saat bertemu dengannya.

"Assalamualaikum dek,,, ", dia ucapkan salam sambil mematikan mesin motor dan memarkirkannya.


"Wa'alaikumussalaam mas,,,, " jawabku singkat, sambil menundukkan pandanganku. Malu aku untuk menatapnya.

"Kok udah rapi dek ? Tadi kan mas bilang mas saja yang beresin. Yaa udah ini ada makan malam yaa buat kamu, bawa aja. Kamu belum makan kan tadi ? Paling baru buka puasa pakai es buah, iya kan ? Hehehehe ,,, eh iya, udah shalat Isya?", ucapnya sambil menggodaku. Kulihat tangannya menjulurkan kantong plastik yang dia katakan itu adalah makan malam untukku. Ditaruhnya kantong itu di meja kecil dekat gerobag es buahku.

Aku hanya merespon dengan tawa kecil, dan jawaban singkat, "Iyah tadi sudah shalat, Makasih yaa, Mas."

Dia memang begitu perhatian padaku. Selama Ramadhan ini hampir setiap hari mengantarkan makan malam untukku. Sembari menitipkan amplop yang berisi uang tabungan yang ia katakan untuk modal nikah. Mas Lesmana pernah mengatakan bahwa ia ragu bisa mengumpulkan uang itu sendiri. Khawatir justru akan terpakai untuk kebutuhan lain, sehingga ia menitipkan kepadaku agar lebih terjaga. Aku pun menyetujuinya walau diawal sempat menolak karena memegang uang orang lain termasuk amanah berat bagiku.

_____

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun