Mohon tunggu...
Efri Cahyanti
Efri Cahyanti Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga / Freelancer

Senang dengan dunia anak dan berita. Suka menulis dan menambah pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alternatif Penggunaan Pembalut dan Diapers Sekali Pakai untuk Lingkungan Lebih Bersih dari Limbah Domestik

5 Februari 2024   13:30 Diperbarui: 5 Februari 2024   13:40 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, rasanya pembalut adalah sesuatu yang wajib dibeli apalagi bagi kaum wanita.

Benda yang satu ini menjadi "bahan pokok" yang harus ada. Sayangnya, sifat dari benda ini yang "sekali pakai" kerap kali melahirkan banyak limbah. Selain tentu juga menguras kantong.

Apalagi bagi kaum ibu yang juga memiliki balita. Bukan hanya membutuhkan pembalut untuk dirinya sendiri, namun juga membutuhkan diapers untuk balitanya.

Ironi, dua produk yang paling dibutuhkan ini justru juga menjadi produk yang paling "menyumbang" limbah.

Pembalut dan diapers yang telah dipakai sangat sulit untuk diurai. Apalagi didaur ulang. Bahkan, tak jarang, banyak yang tanpa rasa malu membuang begitu saja limbah dari produk ini disembarang tempat.

Sebagai sesama wanita, ada rasa miris dan malu menyaksikan hal ini. Padahal bagi saya, ini adalah termasuk "sampah rahasia" yang sebaiknya tidak dibuang begitu saja apalagi sampai terlihat kotoran yang menempel dan tertinggal disana.

Jika seorang wanita mengalami menstruasi 7-8 hari setiap bulan, dan memerlukan 5-7 pembalut per harinya, artinya ada kurang lebih 50 pcs sampah pembalut per bulan dari seorang wanita. Jika wanita tersebut mengalami masa menstruasi lebih lama dan mungkin cairan yang keluar lebih deras, tentu limbah dari penggunaan produk ini bisa lebih banyak lagi.

Jika dalam satu wilayah RT  terdapat 30 wanita masa produktif yang setiap bulan mengalami menstruasi maka untuk sampah pembalut saja sudah berkisar diangka 1.500pcs. 

Bagaimana jika di akumulasi dalam satu wilayah Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi ???

Tak terbayang sebanyak apa limbah dari satu produk ini.

Belum lagi ditambah limbah dari diapers bayi yang juga tidak bisa digunakan berulang kali. Tentu setiap usai dipakai, harus berakhir ditempat pembuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun