Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki Gombal Menjadi Alim, Bagian 1

19 November 2018   02:07 Diperbarui: 19 November 2018   02:11 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hampir tidak ada yang menyenangkan baginya saat ini. Sesal itu kian memenjarakan tubuhnya. Kepada teman-temannya, dia pernah sesumbar menyampaikan kegagahan dirinya agar melengkapi kesan takjub padanya. Betapa hebat dirinya. 

Namun, dia berpikir bahwa saat ini dia harus membuat sebuah keputusan: melakukan tipu muslihat sampai merangkai kebohongan agar kelak menjadi sebuah kebenaran. Ia tidak ingin dipermalukan karena sang wanita telah meninggalkannya. Patah hati yang teramat sangat telah menenggelamkan segala kemegahan dirinya.

"Dia saat ini menjadi pendiam, sepertinya memang dia perlu mengambil satu hari untuk dirinya," ucap Adra kepada seorang teman yang bertanya keberadaan wanita itu.

Pada suatu hari yang tidak dapat dipastikan waktunya, Adra berpikir untuk berhenti menebarkan kebohongan saat bertemu seorang wanita baru di sebuah kafe kecil beberapa blok dari kediamannya. Wanita anggun dengan kunciran rambut belakang yang telah memperlihatkan seluruh paras cantik wajahnya. 

Sekarang, saya hendak mengatakan, dunia memang hanya dapat diartikan sempurna sebatas pada perkara cinta yang menyasar siapa pun orang yang bisa menampung pelampiasan hasrat ini.

Adra mengulang kembali jati dirinya: tiada maut yang akan memisahkan dia dan sang kekasih. Hari-hari dilewati dengan obrolan yang tiada jenuh.

Namun, ia menelan pahit sebuah tragedi. Sang kekasih memutuskan untuk berhenti berhubungan dengan dirinya. Luka ini semakin membuat Adra terpuruk dalam kegelisahan hati, rasa malu yang teramat sangat untuk kali kedua. 

Sekali lagi, ia berulah dengan hidupnya, mengingkari prinsip keutamaan yang semestinya dipegang kuat dengan keyakinan kokoh. Kini, dia seorang pragmatis.

Saya menaruh yakin, hidup semacam ini sangat jamak ditemukan dalam hidup.

Segala perkara merupakan sekena Adra. Namun, apa yang lebih menakutkan adalah semua rahasia dirinya dan pergolakan batin yang sempat disimpan teguh telah diungkapkan masing-masing kepada dua wanita tadi. 

Tiada kisah yang benar-benar menjadi miliknya sendiri, semua cerita telah tersebar. Adra laksana sebongkah batu yang berdiam di antara hamparan gurun, tanpa setitik nilai, tanpa pernah disinggahi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun