Mohon tunggu...
Efran setyawan
Efran setyawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Individu

Pemuda tangguh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Klithih, Kenakalan Remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta

16 Desember 2019   12:22 Diperbarui: 16 Desember 2019   12:27 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Klithih, mungkin terdengar asing bagi orang dari luar Yogyakarta. Klithih sendiri berasal dari kalimat jawa yang berarti suatu aktivitas mencari angin di luar rumah atau keluyuran. Sementara istilah nglithih digunakan untuk menggambarkan kegiatan jalan jalan santai.  Akan tetapi seiring berjalanya waktu, klithih berubah arti menjadi sebuah  tindak kekerasan atau kenakalan yang dilakukan oleh remaja atau pelajar.

Pelaku klithih  biasanya melakukan aksinya atau di sebut nglithih lebih dari satu orang, dan menggunakan senjata tajam berupa golok, clurit, pedang dan lain sebagainya. Para pemuda atau pelajar ini biasanya melakukan aksinya di malam hari, lebih tepatnya tengah malam. Mereka para pelaku klithih biasanya tidak pandang bulu dalam melakukan aksinya.  Bahkan kebanyakan mereka menyerang korban yang tidak mereka kenali. Ruas jalan sepi sampai tempat nongkrong, seperti warung kopi menjadi incaran para pelaku klithih. Tidak hanya luka senjata tajam yang diterima oleh korban klithih. Beberapa peristiwa aksi klithih bahkan sampai membuat nyawa orang tak bersalah melayang .    

Pada bulan november terjadi insiden klitih, yang pertama terjadi pada Minggu(3/11/2019) sekitar pukul 02.30 dinihari. Terjadi di jl. Prof Dr Sardjito, Kampung Blimbingsari, Kecamatan Depok, Sleman. Dalam kejadian ini korban mengalami putus urat otot dan patah tulang tangan kanan. Selang  satu minggu klithih terjadi lagi di Jalan Balirejo, Kelurahan Muja Muju, Kota Yogyakarta. Pada dinihari, sekitar pukul 01.30 korban diserang tanpa motif yang jelas, korban mengalami luka robek cukup banyak antara lain pergelangan tangan kanan dan kiri serta kepala depan dan belakang.

Dalam aksinya para pelaku klithih biasanya hanya melakukai korbannya, tanpa mengambil atau meminta harta benda korban. Klithih sendiri berbeda dengan begal,yang pelakunya melakukan aksi dengan niatan untuk mencuri atau mengambil harta benda korbannya.

Masyarakat khususnya daerah Yogyakarta sangat resah akan adanya klithih ini. Seakan akan slogan "jogja berhati nyaman" sekarang hanyalah sekedar slogan. Sekarang masyarakat maupun wisatawan yang beekunjung ke jogja menjadi ketakutan apabila ingin berpergian dimalam hari. Oleh sebab itu masyarakat sangat berharap kepada pihak pihak yang terkait agar menangani permasalahan  ini, supaya kedepannya tidak terjadi lagi hal hal yang mengancam masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun