Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Spot Wisata dengan Sepeda

7 Mei 2019   09:14 Diperbarui: 7 Mei 2019   09:19 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan rutin bersepeda dimulai sekitar dua tahun lalu yang secara rutin hampir tiap Sabtu atau  Minggu bersepeda  .Waktu berangkat bersepeda biasanya sesudah subuh dan  selesai sebelum jam sembilan pagi.

Hal yang menarik dari bersepeda adalah ketika kejutan pertama tentang perjanjian tak tertulis  saat berpapasan dengan sesama pesepeda adalah'kling-kling'bel berbunyi,ada yang saat mendahului atau berlawanan arah,hampir rata-rata meski tidak semuanya dan pertama kali juga ketawa geli  sekaligus senang,o jadi begitu cara saling menyapa,bingung gimana jawabnya ,soalnya sepeda kami belum dipasangi bel sepeda.Selanjutnya kami membeli bel sepeda untuk dipasang.

Bersepeda membutuhkan yang namanya tekad kuat apalagi jika jalan yang dilalui menanjak terus ,tanpa henti atau situasi panas terik matahari  yang lumayan bikin gosong,makanya kami kalau acara bersepeda maksimal jam sembilan pagi sudah harus pulang karena menghindari panas tadi

Dalam beberapa artikel yang ada mengatakan bahwa bersepeda memiliki efek menenangkan dan membahagiakan dan melepaskan stres yang ada,saya rasa hampir semua jenis olahraga memiliki efek yang demikian.Tetapi bersepeda adalah olahraga Outdoor(kecuali bagi pemakai sepeda statis ,yang saya pikir apa enaknya bersepeda hanya melihat tembok,jadi kami tidak punya sepeda statis,ada kawan di club sepeda yang kami ikuti,menggunakan perkakas atau alat khusus agar sepeda outdoornya bisa juga difungsikan layaknya sepeda indoor namun yang ini membutuhkan keseimbangan pengendara sepeda).Bersepeda di jalan alternatif atau pedesaan dimana sawah menghampar atau sungai dengan alirannya atau gemericik airnya sudah cukup menyedapkan mata ditambah'kling-kling'sesama pesepeda tadi memiliki efek khusus .

Jarak yang kami tempuh berkisar 20-40 km dari rumah kami tinggal,lebih dari itu belum pernah,jadi istilahnya masih di kota yang sama,belum pernah antar kota.

Spot wisata yang kami tuju pagi-pagi sekali  dimulai dari kronologis waktu yang saya ingat:

Pertama adalah ke Candi Prambanan,jarak sekali tempuh sekitar 17 km berarti bolak balik sekitar 34 km,kendala waktu itu adalah sepanjang jalan solo ada perbaikan pelebaran jalan sehingga harus berkutat dengan kehati-hatian selama bersepeda,,di samping itu, jalan ini meski l lumayan  lebar,ruwet dengan adanya bus antar kota yang melajukan busnya kadang mirip pembalap.Dari rumah ini arahnya Timur Laut.

Yang kedua adalah ke Imogiri jarak PP sekitat 35 km ,jalan lumayan datar tapi saat pulang panas kering matahari cukup menggosongkan.Menikmati Nasi pecel murah khusus bagi para penggowes ,nasi pecel lima ribu rupiah lezatnya luar biasa saat pulang,ke Makam Imogiri misalnya,di atas ada yang berjualan segala jenis umbi-umbian rebus yang sudah jarang didapat misalnya yang namanya Kimpul,Garut dan sebagainya seharga tiga ribu rupiah.Para off roader bahkan mampu menembus bagian atas makam dengan bersepeda(kini jalannya sudah hilang karena kejadian longsor kemarin).Dari  rumah arahnya ke Selatan.

Dokpri-makam Imogiri dua tahun lalu,bangunan baru.
Dokpri-makam Imogiri dua tahun lalu,bangunan baru.

Yang ketiga ke Candi Boko,medan menanjak dan jalan lumayan menukik,lewat yang dari belakang.Yang dari depan hanya bisa untuk yang berjalan kaki atau yang memakai kendaraan tetapi parkirnya jauh di bawah lokasi Candi.Di dalam candi Boko ada yang menjual makanan dan duduk santai di atas,minum teh hangat,menikmati pemandangan beberapa candi yang kini dikelola dengan apik hingga Instagramable.

Yang ke empat adalah ke Kaliurang,jalan dari Selatan ke Utara menanjak tak kentara terus nyata dan pulangnya bisa mirip terbang karena turun terus dan tidak butuh mengayuh,duduk di sebelah Pasar Pakem saat pulang,ada  deretan penjual Pisang dan Jadah Tempe,makan jatah tempe di tempat.Diantara penjual pisang(disana terkenal lumayan murah untuk pisang),ada yang menjual umbi-umbian mentah yaitu Bentul atau semacam Talas.Arah dari rumah ke Utara.Ini spot favorit para penggowes karena hawanya juga lumayan sejuk.

Yang kelima Lava Bantal,jaraknya tidak sejauh yang lainnya yang merupakan sungai dengan sisa-sisa endapan lava yang menyerupai bantal besar di sungai.Ada penjual makanan atau minuman di pinggir lokasi,tetapi karena kami datang terlalu pagi jadi belum buka.Ada gazebo dan  Joglo disana untuk duduk.

Dokpri- lava bantal
Dokpri- lava bantal

Yang Keenam adalah Gua Selarong ,jalan menuju kesana lumayan sepi dan ada yang menanjak  dan sudah dipercantik juga kawasan di dalamnya .

Dokpri-Gua Selarong
Dokpri-Gua Selarong

Yang Ketujuh adalah ke Jogya Bay yang merupakan Wahana Permainan  yang terletak di samping Stadion Maguwioharjo Sleman.

Yang ke delapan adalah ke Tebing Breksi dan ini merupakan medan yang paling berat bagi kami dan terbayar begitu sampai,jalannya menukik ,waktu itu baru proses dipercantik disana -sini belum secantik sekarang tapi luar biasa melihat bukit kapur bekas di tambang bisa menjadi Spot wisata yang favorit di saat matahari terbit .

Masih ada beberapa lagi tetapi saya lupa dan itu saja yang bisa saya sajikan mengenai spot-spot wisata yang pernah saya kunjungi dengan bersepeda.Berolahraga sambil bersenang-senang dan mengisi waktu luang untuk hiburan.

Yang jelas kami membawa ransel untuk membawa pompa sepeda portable  untuk jaga-jaga dan tentunya air minum juga

Salam 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun