Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menanti Pangeran yang Lahir dari Rambun Nova

8 Agustus 2022   23:31 Diperbarui: 8 Agustus 2022   23:38 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen Menanti Pangeran yang Lahir dari Rambun Nova. / (Foto: Behance.net)

Ada Pangeran tampan berstola emas. Sepasang mata birunya sejuk membuai, teduh dan berkilau serupa mute delima yang menghiasi gigir mahkotanya. Sosok dari jauh itu selalu hadir dalam mimpi-mimpi malamnya. Lalu gadis puak bangsawan itu terobsesi dengan bunga tidur yang harum mewangi. Diwujudkannya afeksi itu ke dalam setiap liuk lafaz hidupnya. Sampai-sampai ia serupa sano.

"Oh, Dewiku yang Purna," seseorang menyapanya dari belakang. "Ada apa gerangan denganmu sampai bermuram durja begitu?"

"Ayahanda, Saka Kencana nan Agung," balasnya dengan suara lamat. "Maafkan Ananda yang selalu membuat masalah di istana."

Lelaki berjubah emas itu tersenyum dengan rupa subtil. "Ayahanda sedih bila engkau lafaz segala dewata kehilangan permata keceriaan."

"Bukannya maksud Ananda menyusahkan Ayahanda saat ini. Tetapi...."

Gadis aristokrat itu terdiam dengan bibir kemu. Mungkinkah mimpi akan menjadi kenyataan bila pihak istana turut campur dalam urusan pribadinya?

"Ada apa, Putri Nawang Wulan?"

"Ananda digelisahkan serangkaian mimpi, Ayahanda Saka Kencana nan Agung!"

"Ceritakanlah."

"Sudah dua windu Ananda bermimpi tentang Pangeran dari Negeri Nova."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun