Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (13)

6 Agustus 2022   22:52 Diperbarui: 6 Agustus 2022   23:01 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Novel Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana. / (Foto: Inprint.com)

Fang Wong yang masih terluka akibat pertarungannya dengan Han Chen Tjing tiga tahun lalu, ternyata sudah meninggalkan biara sejak setahun lalu. Pemuda itu kabur ke sebuah dusun di sebelah tenggara Tionggoan. Di sana ia mengalami masa-masa paling sulit dalam hidupnya. Pukulan Telapak Tangan Besi dan Kingkong Han Chen Tjing memang telah membuatnya menjadi orang setengah lumpuh.

Di dusun itu ia diobati seorang tabib tua yang tinggal beserta seorang putrinya. Selama hidup sebagai petani, Fang Wong selalu dihantui peristiwa tragis yang hampir merenggut nyawanya. Sosok Han Chen Tjing selalu membayanginya. Setahun kemudian ia mengidap skizofrenia. Tidak lama berselang menjelang penyembuhan, ia diilhami sebuah fenomena alam sehingga dapat menciptakan wushu unik, Taichi Chuan.

Dalam masa-masa penyembuhan luka dalam dan trauma psikisnya, ia mengajari anak-anak kampung wushu ciptaannya. Salah satu muridnya yang paling menonjol adalah Fa Mulan. Satu-satunya anak gadis yang belajar wushu kepadanya secara sembunyi-sembunyi.

Setelah biara Shaolin diobrak-abrik Han Chen Tjing, Wong Qi Bei melarikan diri ke Guandong. Di sana ia hidup madani. Menjadi tabib setelah belajar medika tradisional Tionggoan, akupuntur dan Totok Nadi, dan membuka sebuah kedai obat.

Sementara itu Huan Chen-Liang hijrah ke Shandong. Di sana ia mengikuti jejak Wong Qi Bei. Membuka kedai tekstil, menjual aneka kain dan benang yang dibeli dari pedagang-pedagang Mongol yang sudah mengelilingi berbagai negeri melalui Jalan Sutra. Mereka memang menghindari hiruk-pikuk dunia persilatan yang babur.

Han Chen Tjing pun pulang kembali dengan tangan kosong dan dendam tanpa balas. Selama masa transisi batinnya yang penuh dengan angkara dan amarah itu, ia pun melibatkan dirinya di dalam kancah politik. Ia membentuk klan Kelompok Topeng Hitam yang antipemerintah dan bergerak klandestin melawan Kekaisaran Yuan. Namun pada kenyataannya, klan bentukannya tersebut telah melenceng jauh dari misinya yang semula. Kelompok Topeng Hitam lebih dikenal sebagai kelompok garong dibandingkan klan klandestin yang bertujuan menggulingkan Kekaisaran Yuan.

Gerakan-gerakan Han Chen Tjing berhenti seketika ketika Shan-Yu berdiri di ambang pagar halaman. Lamunannya pun membuyar selantun kalimat bariton lelaki itu.

Shan-Yu mengabari dengan suara sayup. "Saya membawa kabar buruk!"

"Saya sudah tahu!" seru Han Chen Tjing dingin. Disekanya peluh yang membanjiri tengkuk dan lehernya dengan sapuan ujung lengan bajunya.

"Saya tidak menyangka Fa Mulan dapat secepat itu merangkum banyak prajurit di Tung Shao!" Shan-Yu mengurai alasan.

Han Chen Tjing mengibaskan tangannya. "Sudahlah. Yuan Ren Zhan memang cerdik. Dia lebih berbahaya dari ayahnya, Yuan Ren Xing."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun