Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pilih Asuransi Kini Tak Semenakutkan Dulu Lagi

19 Januari 2022   23:29 Diperbarui: 19 Januari 2022   23:36 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi asuransi kesehatan | Sumber foto: Freepik

Apa itu asuransi? 

Dari lahir sampai kuliah saya tidak merasa pernah dicover oleh asuransi. Tidak di rumah, tidak juga di kampus. Jadi saya abai dan tidak terlalu mendengarkan penjelasannya dengan saksama. Saya pikir, gue ga beli ini.

Sampai di akhir penjelasan, beliau bertanya apakah saya ingin sekalian didaftarkan atau tidak?

Saya bingung dan minta dijelaskan kembali perihal asuransi tersebut. Dan ya, beliau memang menjelaskan lagi.

Menjelaskan dengan cepat. Khas orang-orang yang kerja di bank. Kenapa sih begitu? Ngga lewat telepon, ngga face to face, mereka selalu berbicara terburu-buru. Padahal kadang, dijelasin pelan-pelan saja, saya atau mungkin banyak orang di luar sana, masih suka terlewat satu, dua informasi penting. Apalagi kalau dijelasin buru-buru.

Ya, begitu situasinya. Saya yang juga curi-curi waktu, CS yang menjelaskan dengan terburu-buru. Inti yang saya tangkap dari penjelasan tersebut adalah biaya asuransi kesehatan / premi Rp 350.000 per bulan, akan dipotong dari saldo tabungan per bulan juga tentunya, dan polis akan dikirimkan ke alamat kantor. Hanya itu!

Karena situasi yang serba terburu-buru dan harus cepet balik ke kantor, ngga enak nolak, ngga tahu juga cara nolaknya, mengira bahwa asuransi itu penting dan harus, saya memutuskan untuk mendaftarkan diri. Polis pertama saya dari bank tersebut akhirnya "mendarat" satu setengah bulan kemudian dari pendaftaran. 

Mendaftarnya bukan karena sudah paham, lebih ke biar cepat aja, dan ngga enak nolak. Kenapa dulu ngga ada yang ajarin ya? Hiks, sedih. 

Betul saja, setiap bulan saya harus legowo tabungan saya dipotong sebesar nominal premi yang sudah saya setujui. Padahal, sebagai seorang first-time insurance buyer, menurut saya harga ini ketinggian. Gaji karyawan yang baru kerja juga berapa sih saat itu? Rasanya ngga ikhlas, tapi karena ngga ngerti kudu gimana, ya potongan tersebut berlanjut saja hingga hampir satu tahun berjalan. Toh, saya juga sudah menyetujuikan di awal? Pada akhirnya, rasa tidak ikhlas itu adalah kesalahan sendiri.

Untungnya sih ngga pernah sakit yang fatal, jadi saya ngga pernah "nyicipin" pakai asuransi yang mahal itu. Pernah beberapa kali harus keklinik, tapi saya lebih memilih menggunakan asuransi yang telah disediakan kantor.

Kalaupun saya mau pakai asuransi mahal tersebut, saya juga ngga ngerti bagaimana cara memakainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun