Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengetahui Alasan dan Akibat Anak "Ogah" Makan Serta Cara Menyikapinya

29 Oktober 2018   23:16 Diperbarui: 30 Oktober 2018   12:09 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayi dan gangguan makannya | Foto: scarymommy.com

Seru rasanya melihat seorang Ibu yang sibuk memberi makan anaknya dengan berbagai cara. Menyulap makanan yang telah berada di dalam sendok menjadi mainan berupa pesawat terbang demi menarik perhatian si anak misalnya. Kadang memberi sang anak mainan lain dengan harapan anak akan lebih mudah diajak kerjasama urusan menyelesaikan makan. Atau mengajaknya tertawa hingga makanan semakin lama habis.

Tapi di balik keseruan  tersebut, ternyata ada bahaya yang mengintai, lho! Apa saja?

Sebelum membahas jauh ke sana, mari mengenal apa itu makan bagi seorang anak.

Mengenal Makna Makan bagi Anak

Makan bagi seorang anak merupakah proses alamiah yang terbagi dalam dua kelompok, yakni, eating yang merupakan suatu kegiatan memasukkan makanan ke dalam mulut dan feeding yakni interaksi yang terjadi antara anak dan orang tua atau pengasuh dalam kegiatan makan.

Tujuan pemberian makan pada anakpun bukanlah hanya sebatas bertujuan agar anak kenyang semata, namun lebih dari itu ada beberapa tujuan lain, yakni:

Pemenuhan kebutuhan gizi makro dan mikro bagi anak untuk proses metabolisme tubuh, akftifitas, serta tumbuh kembang anak (Aspek Fisiologis)
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh seorang anak berbading terbalik dengan manusia dewasa. Ketika manusia dewasa harus mengontrol makanan yang masuk demi mencegah hadirnya berbagai penyakit seperti asam urat, diabetes, kolestrol dan penyakit lainnya, maka sebaliknya, seorang anak justru membutuhkan Karbohidrat, Protein hewani, lemak, Vitamin, serta Mineral dalam ukuran yang cukup untuk dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, terutama sejak lahir hingga usia dua tahun yang identik dengan usia optimal pertumbuhan sel otak anak.

Menjalin interaksi antara orang tua dan anak yang dapat mempererat hubungan orang tua dan anak (Aspek Psikologis)
Ada perasaan bahagia yang muncul dalam interaksi yang terjalin antara anak dan orang tua. Hal ini kerap terjadi pada saat jadwal makan. Berbagai trik, termasuk bermain pesawat-pesawatan dengan menggunakan sendok makan anak dilakukan orang tua untuk membujuk anak agar mau menghabiskan makanannya.

Interaksi hangat yang terjalin antara orang tua dan anak sejak dini, disadari atau tidak, memiliki pengaruh yang besar dikemudian hari.

Dengan berbagai interaksi yang terjalin antara orang tua dan anak, rasa sayang, perhatian, kepedulian yang diberikan pada anak mampu menghadirkan rasa percaya diri anak. Interaksi ini berpengaruh pula pada aspek edukatif.

Mampu pula untuk mendidik keterampilan anak, membina kebiasaan, membina selera serta melatih disiplin anak untuk mengikuti jadwal makannya (Aspek Edukatif)
Perhatian yang diterima anak secara perlahan dapat pula melatih disiplin anak untuk mengikuti jadwal makannya. Jadwal makan yang telah dilakukan secara teratur dalam kurun waktu yang lama oleh orang tua dan anak namun dilanggar, membuat anak memahami bahwa ada kebutuhannya yang belum terpenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun