Alhasil, kita kini sering saksikan, para ibu yang rajin menghadiri majelis taklim kebanyakan ikut pengajian mendengar saja dari sang ustaz atau ustazah. Pengajian searah tanpa dialog. Kalaupun ada kajian Alquran, sangat jarang. Karena itu, ini bukan merendahkan, isteri penulis yang pandai baca Alquran, sangat iri dengan rekan-rekannya mampu menghafal Surat Yasin.
Melulu Surat Yasin yang dihafal. Tapi kajian Alquran lainnya nihil. Karena itu, peraturan tentang majelis taklim ini jangan ditanggapi nyinyir dulu. Buka mata dan baca, hanyati arah tujuannya secara komprehensf. Wah, pasti banyak manfaatnya. Apa lagi yang ada fulusnya.
Salam berbagi.
Sumber bacaan satu dan dua.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!