Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kerumunan di Masjidil Haram yang Dilupakan Amien Rais

26 Mei 2019   04:18 Diperbarui: 26 Mei 2019   04:27 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Masjidil Haram padat hingga ruang dalam. Foto | Dokpri

Nah, kepiawaiannya dalam retorika di berbagai forum dan memutar balik kata, sejatinya bagi Pak Tua adalah sebuah permainan. Bisa jadi peristiwa yang terjadi itu dimaknai sebagai kenikmatan dalam hidupnya.

**

Jika kita mau membuka diri, jujur dan mengedepankan logika, sayogianya Pak Tua sudah harus mengambil posisi sebagai yang sebenar-benarnya orang tua. Kalau bisa sih mengasuh cucuk. Atau lebih kerennya menjadi penasihat, memberi solusi terhadap berbagai persoalan bangsa.

Realitasnya, Pak Tua lebih suka menyaksikan kerumunan manusia berteriak dan terprovokasi oleh "api nafsu syahwat politik" dan mengorbankan rakyat kecil.

Tawaf di lantai dua Masjidil Haram. Foto | Dokpri
Tawaf di lantai dua Masjidil Haram. Foto | Dokpri
Ia, dengan kepiawaiannya memainkan kata, rakyat di "akar rumput" dimobilisasinya hanya untuk memuaskan kelompok dan dirinya.

Jujur saja orang tua mana pun jika tak diingatkan memang sering marah. Padahal ia lupa. Apa lagi saat menyaksikan "pertarungan" di layar televisi. Kita saja pun demikian saat menyaksikan sebuah pertandingan final sepakbola Piala Dunia, misalnya.

Namun sebagai orang yang pernah memimpin organisasi kemasyarakatan Islam terbesar, termasuk jadi "komandan" partai "surga", Pak Tua atau Amien Rais pernah merasakan ikut larut dalam kerumunan manusia di Masjidil Haram.

Di sini, ketika mengenakan pakaian ihram, tentu Pak Tua sadar betul akan larangan-larangannya. Alangkah eloknya jika larangan itu kembali diingat-ingat sebagai bekal menghadapi hari kematian.

Sayogianya Amien Rais memandang kerumunan manusia bukan diarahkan seperti yang diskenariokan, membangun people power, tapi mengarahkan kumpulan manusia yang ikhlas untuk mencapai ridho Allah saat Ramadan ini. Ya, seperti kala berada di Masjidil Haram yang dimuliakan Allah.

Pak Tua, Amien Rais, kunantikan keikhlasannya untuk melakukan Taubatan Nasuha.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun