Mohon tunggu...
Fridolin EdwinMoke
Fridolin EdwinMoke Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Vita Est Militia (Hidup adalah Perjuangan). Waktu akan berlalu dan setiap detik adalah berharga. Harapan akan selalu ada dan perjuangan tak akan sirna. #Semper Ridens

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Danau Weekuri: Enak Dipandang Hati pun Senang

13 Januari 2023   03:13 Diperbarui: 13 Januari 2023   03:26 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis dengan latar belakang danau Weekuri (Dokpri)

Jarak tempuh yang cukup jauh sekitar 60 KM bukan menjadi halangan karena sepanjang perjalanan, rombongan disuguhkan dengan berbagai pemandangan indah nan memikat mata.

Sebelum menuju Desa Kalenarogo rombongan terlebih dahulu singgah di Desa Umbu Ngedo karena di tempat tersebut ada kampung adat Ratenggaro. Di kampung Ratenggaro terdapat rumah adat dengan arsitektur khas yang sangat unik. 

Masyarakat setempat biasa menyebutnya Uma Kalada. selain itu peserta jambore juga dapat menikmati suasana megalitikum karena banyak kuburan batu tua yang berjejer sekitaran kampung. 

Seusai menikmati suasana kampung Ratenggaro, rombongan langsung menuju destinasi utama yaitu danau weekuri. Decak kagum serta kegembiraan peserta jambore terpancar jelas dari setiap ekspresi yang mereka tampilkan ketika melihat langsung danau weekuri. 

Sebagian peserta langsung mengambil posisi masing-masing untuk mengabadikan momen tersebut. Sedangkan sebagian lainnya langsung menuju danau untuk berenang atau sekedar berendam menikmati kesejukan air danau weekuri. 

"Edwin mari kita foto-foto biar ada kenangan nanti" ucap Fergi Dharut sembari mencari spot foto yang tepat. Semua peserta jambore terlihat sangat menikmati kunjungan tersebut.

Kampung adat Ratenggaro (Dokpri)
Kampung adat Ratenggaro (Dokpri)

Keramaian wisatawan yang datang ke danau weekuri dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk menjual berbagai pernak-pernik khas daerah setempat seperti tas, kalung dan gelang. 

Ada satu hal yang cukup menarik perhatian pengunjung selain tas, kalung dan gelang, masyarakat sekitar juga menjual pisau dan pedang dengan desain sangat unik. Pisau dan parang dengan gagang dan sarung terbuat dari tanduk kerbau dapat kita temukan di tempat tersebut. 

Hal ini tidak mengherankan karena benda-benda tersebut khususnya parang merupakan salah satu ikon dalam tradisi adat istiadat bagi masyarakat setempat dan juga pulau sumba pada umumnya. 

Harga jual tergolong cukup murah bagi wisatawan karena dengan uang 70.000, wisatawan bisa mendapatkan sebuah pisau dengan desain khas dari pulau Sumba.

Catatan: Merapu adalah sebuah agama atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pulau sumba. Merapu dapat diartikan sebagai keyakinan atas kemampuan arwah leluhur menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun