Mohon tunggu...
Edwin P. Hartanu
Edwin P. Hartanu Mohon Tunggu... Lainnya - Stroke Survivor / Aneurysm Survivor

Tuhan ingin supaya kita bisa menjadi alat-Nya untuk menyaksikan perbuatan-Nya yang ajaib 📖 Yohanes 9:1-3

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tidak Putus Asa Setelah Mengalami Stroke ke-2 Saat Usia 23 Tahun

14 Oktober 2020   15:48 Diperbarui: 15 November 2020   07:11 2214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stroke kedua yang saya alami terjadi di Palembang (2/12/2003), sekitar pukul 18:20 WIB. Saat itu saya sedang duduk di meja makan, mengobrol dengan Nenek saya. Pada saat itu saya tiba-tiba tidak sadar. Saya di ceritakan oleh keluarga kalau kepala saya jatuh ke meja, muntah, dan bola mata hitam saya posisi ke atas.

Saya sering mengigau selama tidak sadar, bisa berbicara tetapi tidak karuan. Keluarga mengetahui kalau saya tidak bisa berjalan ketika saya meminta bantuan saudara Papa, Om Hendra, untuk ke kamar mandi. Kaki dan tangan saya kembali lumpuh pada saat itu.

Saya sempat di bawa ke dokter dan ke sinshe pada malam itu juga oleh saudara Papa, Om Hadi dan Om Hendra, yang keduanya sekarang sudah almarhum.

Sebelumnya Mama & Papa yang merantau di Medan sudah dihubungi untuk datang ke Palembang. Dan keesokan harinya (3/12), Mama & Papa pun datang, namun berbeda jam dan berbeda pesawat. Karena setelah membeli tiket pesawat ke Palembang untuk Papa, Mama terpikir kalau saya mengalami stroke kembali.

Esok harinya (4/12), saya di bawa ke Jakarta bersama Mama & Papa. Saya digendong oleh seorang pramugara ketika masuk ke dalam pesawat. Saya duduk di kursi pesawat, tidak terpikir kalau saya harus dalam posisi terlentang.

Ketika tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta, saya langsung di bawa ke rumah sakit yang terdekat dengan bandar udara, Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk. Saya ditangani oleh Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS dan Dr. Alfred Sutrisno Sim, Sp.BS.


Tindakan yang diambil oleh Prof. Satya sungguh sangat tepat. Tindakannya merupakan campur tangan dari Tuhan. Saya tidak di operasi, sesuai dengan omongan Dr. Pierre waktu saya mengalami stroke yang pertama tahun 1988. 

Saya menjalani Magnetic Resonance Imaging (MRI). Atas hasil MRI tersebut saya dinyatakan mengalami stroke yang kedua. Mama & Papa tidak terpikir jika stroke saya bisa terulang kembali.

Pembuluh darah di otak saya sudah pecah saat terjadinya stroke di Palembang, (2/12). Bagian yang pecah sama dengan waktu saya mengalami stroke yang pertama, yaitu di bagian pembuluh darah yang terletak di otak kecil (cerebellum). Otak kecil terletak di belakang kepala, tepatnya di bawah lobus oksipital otak besar dan di dekat batang otak.

Otak kecil terletak di bagian belakang kepala. Berfungsi untuk mengatur kerja sama antar otot, mengendalikan keseimbangan, dan menjaga postur tubuh
Otak kecil terletak di bagian belakang kepala. Berfungsi untuk mengatur kerja sama antar otot, mengendalikan keseimbangan, dan menjaga postur tubuh
Saya di rawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) selama lima hari. Yang besuk saya harus memakai pakaian khusus, dan tidak boleh membawa benda elektronik karena bisa mempengaruhi sinyal radiasi.

Mama & Papa sedih melihat kondisi saya waktu di rawat di ruang ICU, leher dan kepala saya seperti terangkat, dan bola mata posisi ke atas, cuma terlihat sebagian. Kepala saya tidak boleh beralaskan bental. Teman-teman kuliah juga ikut membesuk sejak saya di rawat di ruang ICU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun