Mohon tunggu...
13NANDA AMALIA MZ
13NANDA AMALIA MZ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

MAHASISWA UNESA PRODI PG PAUD (ANGKATAN 2023)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Miris, Anak Usia 5 Tahun Mengalami Masalah Kejiwaan Akibat Kecanduan Gadget

25 Mei 2024   11:28 Diperbarui: 25 Mei 2024   11:39 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam gaya hidup masyarakat, termasuk anak-anak. Kecanggihan teknologi dan kemudahan akses terhadap perangkat elektronik portabel seperti gadget, membawa dampak tersendiri bagi sebagian orang. Dibalik kemajuan tersebut, terdapat ancaman yang semakin mengkhawatirkan, yaitu kecanduan penggunaan gadget pada anak-anak.

detikNews,Bandung-Kecanduan penggunaan gadget tidak hanya dialami oleh usia produktif saja, tetapi juga anak-anak. Saat ini,anak-anak usia lima tahun sudah mengalami masalah kejiwaan akibat gadget. Laporan terbaru dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jawa Barat mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa usia rentan mengalami masalah kejiwaan akibat kecanduan gadget telah meluas. Direktur RSJ Jabar, Elly Marliyani, menyatakan bahwa saat ini anak-anak usia lima tahun sudah mengalami masalah kejiwaan akibat kecanduan gadget. Sebelumnya, usia terendah yang mengalami masalah serupa adalah 15 tahun.

 Fenomena ini merupakan akibat dari pemberian akses berlebihan terhadap penggunaan gadget oleh orang tua kepada anak-anak. Kecanduan ini tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga mengancam perkembangan mental dan emosional anak-anak. Gejala yang muncul seperti ketidakmampuan mengendalikan emosi, perilaku tempramental, hingga kerusakan properti akibat amukan, hal ini merupakan indikasi adanya masalah kejiwaan. Salah satu masalah kejiwaan yang muncul pada anak usia 5 tahun ini yaitu, perilaku tempramen yang berlebihan.Penyebab anak tersebut tempramen yakni, pada saat itu terjadi pemadaman listrik di rumah sang anak, kondisi gadget sang anak lowbat. Dalam kondisi tidak ada daya untuk mengecas gadget nya, sang anak menuntut orang tuanya untuk segera mengecas gadget nya agar ia bisa melanjutkan bermain game. Namun permintaannya tidak bisa dipenuhi saat itu. Alhasil, sang anak menjadi frustrasi, mengamuk dengan menghancurkan pintu kamar menggunakan benda-benda di dekatnya. Hal ini berdampak buruk pada kemampuannya mengendalikan emosi dan berperilaku adaptif sesuai usianya.

Pada usia ini, anak sedang berada dalam tahap perkembangan yang krusial , dimana kemampuan regulasi emosi masih belum matang. Paparan berlebihan terhadap gadget dapat mengganggu perkembangan keterampilan mengendalikan emosi dan menumbuhkan ketergantungan yang kuat pada anak. Ketika anak tidak diizinkan menggunakan gadget, maka anak cenderung bereaksi secara emosional dengan menangis,berteriak atau bahkan mengamuk dan merusak barang disekitarnya. Perilaku tempramen ini merupakan manifestasi dari ketidakmampuan anak dalam mengelola emosi negatif seperti frustasi dan kekecewaan.

Solusi  penanganan masalah tempramen pada anak, dapat diatasi melalui berbagai cara diantaranya, yang pertama menurut Dr. Laura Markham, psikolog anak dan penulis "Peaceful Parent, Happy Kids". Untuk mengatasi permasalahan seperti diatas, beliau menyarankan bahwa orang tua perlu memberikan pengertian kepada anak secara tenang namun tegas tentang batasan penggunaan gadget dan menjelaskan akibat negatif dari penggunaan gadget berlebihan. Selain itu, orang tua juga harus menanamkan kegiatan alternatif yang menyenangkan dan mengembangkan keterampilan anak, seperti bermain di luar, membaca buku, atau kegiatan seni. Jika anak mengalami ledakan emosi, biarkan anak menenangkan diri terlebih dahulu sebelum memberikan konsekuensi yang sesuai atas perilakunya.

Kedua, menurut Dr. Catherine Steiner-Adair, seorang psikolog anak, penulis, dan konsultan yang dikenal karena karyanya dalam bidang pengembangan anak dan teknologi. Beliau menyarankan, orang tua harus membatasi waktu penggunaan gadget dan menetapkan "zona bebas gadget" di rumah, seperti saat makan bersama atau sebelum tidur. Orang tua juga perlu melibatkan anak dalam kegiatan sosial dan interaksi tatap muka yang mendorong pengembangan keterampilan komunikasi dan empati. Jika anak mengalami kesulitan melepaskan diri dari gawai, orang tua dapat mencari bantuan profesional seperti terapis anak untuk membantu mengatasi kecanduan dan masalah perilaku.


Solusi yang ketiga dapat dilakukan melalui pendekatan Behavior dari B.F. Skinner, yaitu penerapan konsisten reinforcement (penguatan positif) dan punishment (konsekuensi negatif). Orang tua dapat memberikan pujian atau hadiah saat anak mampu mengendalikan emosi dan tidak bergantung pada gadget, serta reinforcement positif juga dapat diberikan saat anak terlibat aktivitas bermanfaat lainnya , seperti bermain, membaca, atau berinteraksi dengan teman sebaya. Sebaliknya, konsekuensi negatif seperti membatasi akses gawai dapat diberikan jika anak berperilaku tempramen terkait penggunaannya. Melalui penggabungan keduanya secara konsisten, anak akan belajar bahwa menahan emosi dan tidak kecanduan gadget akan mendatangkan hal baik, sedangkan berperilaku tempramen akan merugikan diri . Dengan penerapan terus-menerus akan mengurangi perilaku tempramen dan membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Menurut saya, selain orang tua, konselor juga berperan penting dalam menangani kasus ini. Dengan adanya konselor atau psikolog anak, orang tua akan mampu diberikan edukasi mengenai bahaya kecanduan gawai dan cara membatasi penggunaannya pada anak sejak usia dini. Konselor juga dapat memberikan saran dan strategi kepada orang tua untuk mengalihkan perhatian anak ke aktivitas positif lainnya yang lebih bermanfaat.Selain itu, konselor juga perlu terlibat secara aktif dalam memberikan terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavior Therapy/CBT). Hal ini bertujuan untuk membantu anak mengenali dan mengelola emosi serta perilaku tempramennya dengan lebih baik. Konselor juga dapat mengajarkan teknik-teknik relaksasi dan strategi pengelolaan emosi yang sesuai dengan usia anak. Keterlibatan aktif konselor dalam memberikan bimbingan dan dukungan kepada anak serta orang tua merupakan suatu hal penting untuk mengatasi permasalahan kecanduan gadget dan dampak negatifnya pada perkembangan mental dan emosional anak.

Meskipun penanganan kecanduan gadget dan perilaku tempramen pada anak membutuhkan komitmen dan upaya yang konsisten dari orang tua, keterlibatan profesional seperti konselor atau psikolog anak juga penting untuk memberikan panduan, strategi, serta terapi yang tepat bagi anak. Dengan dukungan dan bimbingan yang holistik dari orang tua dan profesional, anak-anak dapat terbantu untuk mengatasi kecanduan gadget, mengembangkan keterampilan mengelola emosi, serta tumbuh menjadi individu yang sehat secara mental dan emosional sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun