Mohon tunggu...
EDI MURRATDHI
EDI MURRATDHI Mohon Tunggu... Direktur Rumah Sakit

Berkecimpung dalam bidang Perumahsakitan lebih sejak 1996 dan mendalami pendidikan lanjut dengan konsentrasi Perumasakitan menyebabkan saya sedikit banyak memahami dinamika perumahsakitan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hari Bidan Nasional: Menyoroti Tantangan dan Peluang Profesi Bidan di Indonesia

24 Juni 2025   10:28 Diperbarui: 24 Juni 2025   10:40 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Bidan RSIA MPH Purbalingga

Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Bidan Nasional pada tanggal 24 Juni. Hari ini menjadi momen penting untuk menghargai peran bidan dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Namun, di balik perayaan tersebut, profesi bidan di Indonesia saat ini menghadapi berbagai problematika dan isu yang perlu mendapatkan perhatian serius. Artikel ini akan membahas beberapa tantangan yang dihadapi oleh bidan serta peluang untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di tanah air.

Distribusi Bidan yang Tidak Merata

Salah satu isu utama yang dihadapi oleh profesi bidan di Indonesia adalah distribusi tenaga bidan yang tidak merata. Meskipun jumlah bidan di Indonesia cukup banyak, namun banyak daerah, terutama di wilayah terpencil, yang masih kekurangan tenaga bidan yang berkualitas. Hal ini berdampak langsung pada kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dalam konteks ini, peran bidan sangat krusial dalam penanganan kematian ibu dan anak, yang masih menjadi masalah serius di Indonesia. Bidan berperan sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan, mulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan, hingga perawatan pasca persalinan. Dengan adanya bidan yang terlatih dan berkualitas, risiko komplikasi yang dapat menyebabkan kematian ibu dan anak dapat diminimalisir.

Namun, distribusi yang tidak merata membuat banyak ibu hamil di daerah terpencil tidak mendapatkan akses yang memadai terhadap layanan kebidanan. Hal ini berpotensi meningkatkan angka kematian ibu dan anak, karena mereka tidak mendapatkan perawatan yang diperlukan selama masa kehamilan dan persalinan. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu melakukan upaya lebih untuk mendistribusikan tenaga bidan secara adil dan merata ke seluruh wilayah, terutama daerah yang membutuhkan. Selain itu, pelatihan dan pengembangan kapasitas bidan di daerah terpencil harus menjadi prioritas, agar mereka dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak di Indonesia.

Kebingungan Deskripsi Pekerjaan

Peran dan tanggung jawab bidan sering kali tidak dipahami dengan jelas, baik oleh masyarakat maupun oleh bidan itu sendiri. Kebingungan ini dapat menyebabkan kesalahan dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan. Dalam konteks ini, aturan perundang-undangan yang mengatur bidang kesehatan dan kebidanan juga berperan penting dalam mendefinisikan dan memperjelas peran bidan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, misalnya, memberikan kerangka hukum yang jelas mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan, termasuk bidan. Namun, meskipun ada regulasi yang ada, implementasinya sering kali tidak diikuti dengan pemahaman yang memadai di lapangan.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan sosialisasi yang lebih intensif mengenai deskripsi pekerjaan bidan, sehingga masyarakat dapat memahami peran penting yang dimainkan oleh bidan dalam sistem kesehatan. Selain itu, pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan bagi bidan juga harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, agar mereka dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab mereka, bidan dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif dan berkualitas, serta berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Regulasi yang jelas dan pemahaman yang baik akan menciptakan sinergi yang positif dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di Indonesia.

Pengembangan Kapasitas Pengajar Bidan

Kualitas pendidikan kebidanan sangat bergantung pada kemampuan pengajar. Pengembangan kapasitas pengajar bidan menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan. Program pelatihan dan pengembangan profesional bagi pengajar perlu ditingkatkan agar mereka dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan.

Standar Kompetensi dan Kode Etik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun