Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Catatan Perjalanan Sang Kapten (5. Mayang Gadis Pribumi)

26 Januari 2022   12:26 Diperbarui: 26 Januari 2022   12:30 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain kerja Mayang yang cekatan, ia juga telah mampu membuatku penasaran akan kuliner Hindia Belanda yang beraneka ragam bentuk dan rasanya.

 Di Batavia, selera makanku banyak diserang oleh citarasa makanan pribumi yang banyak menggunakan berbagai jenis rempah Asia yang tumbuh subur dan tersedia melimpah. Dimana kecenderungan rasa masakan untuk hidangan utamanya mengarah ke rasa gurih dan pedas.

 Justru banyak  jenis sajian olahan makanan yang dibuat Mayang selalu menggugah selera dan rasa keingintahuanku lebih jauh. Bahkan ada beberapa menu makanan Hindia Belanda yang kutunggu-tunggu harus ada di meja makan.

“Aku suka sayur asam dan lodeh...ditambah ikan goreng sungai!” suatu ketika kalimat itu kukatakan kepada Mayang yang bertanya kepadaku untuk dimasakkan apa esok harinya.

 “Sambal terasi juga, Tuan?” gadis berlesung pipit itu mengingatkanku sambil tersenyum kepadaku.

 “Ya, itu!” jawabku singkat sambil mengangguk bersemangat sambil tersenyum.

 Arti senyuman Mayang, mungkin bisa saja akibat kata-kataku masih banyak yang terdengar janggal. Bisa juga senyumannya karena ia langsung mengingat kejadian saat pertama kali merasakan sambalnya yang membuat lidahku terasa terbakar. Hal yang menyebabkanku berulangkali bolak balik ke kamar mandi untuk buang air. 

Kuakui, sebenarnya tugas Mayang telah berhasil membelokkan selera makan Eropa-ku yang sederhana dan monoton ke selera Hindia Belanda yang kaya cita rasa.

 Selain itu, selera makan Eropaku sebenarnya juga terobati dengan beberapa sajian makanan utama yang  juga biasa rutin disajikan Mayang seperti banger and mash  [4]. Sedangkan menu favoritku adalah cottage pie [5].

 Kuakui memang tidak mudah hidup sendiri dan terpisah jauh dari keluarga di negeri yang perbedaan budaya dan cuacanya sangat ekstrim. Kerinduan terhadap Bristol dan kesepian karena kesendirian sering melanda hari-hariku terutama diawal kedatangan di Batavia. 

Meskipun disini sering diadakan pesta-pesta oleh pejabat tinggi kerajaan di gedung bergengsi yang bernama Societeit Harmonie. Sebuah pesta yang sangat menghibur dan menghilangkan kesepian sesaat bahkan pesta sering diadakan sampai menjelang pagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun