Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berakhir di Jembatan Ampera

30 Juli 2021   21:30 Diperbarui: 30 Juli 2021   21:32 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Entahlah, kak Amas memaksa untuk pergi, dan aku tak bisa menahannya untuk bertahan saja dirumah. Katanya dia ingin menikmati suasana di jembatan Ampera untuk menghibur dirinya. " 

" Apa! Kau jangan bohongi abangmu Rani! " Sebenarnya Rani ingin tertawa melihat tingkah abangnya yang sekonyong bagai tersengat listrik. 

" Untuk apa aku bohong, abang kan bisa video call sama Amas, coba saja kontak dia. "

Kemudian Rani berdiri seolah hendak beranjak keluar. Tetapi lengan abangnya melintang menghalang langkah Rani yang hendak keluar pagar, sementara lengan lainnya memegang gawai yang dihadapkan didepan matanya. 

" Hallo! Hai Amas kalian kenapa berada di jembatan itu? Aduh cuacanya mendung begitu, bagaimana kalau anak-anak bisa sakit ? Apa?? Jangan! Jangan lakukan itu. Aku akan membatalkan niatku. Kalian tunggu disana, jangan meninggalkan tempat itu. Suamimu akan menjemput kalian sekarang juga! " Rani tertawa dalam hati melihat kepanikkan abangnya

. Perempuan itu ber-syukur dan pernah pmengetahui kelemahan abangnya. Bagaimana tidak, Arman adalah abang yang boleh dikatakan paling akrab dengan dirinya dibanding kedua abang lainnya. Dan sepertinya, cuma dia yang mengetahui titik lemah Arman abangnya sebagai seorang lelaki. 

' Celaka! Ayo cepat Rani ikut aku. Aku tak habis pikir mengapa Amas berpikiran sependek itu? "

" Ada apa memangnya? " tanya Rani seolak tahu apa yang tengah terjadi. 

" Mereka ingin bunuh diri, ayo cepat Rani. Hubungi taksi online. "

Rani merasa bersyukur karena kisah pahit kakak iparnya berakhir dengan suasana sebaliknya. Untunglah sandiwara yang diciptakannya bersama kakak iparnya sukses dengan gemilang. Tunggu aku di Jembatan Ampera Hai keponakanku sayang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun