Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jangan Kendor di Hadapan Senior di Tempat Kerja

30 Juli 2021   16:00 Diperbarui: 30 Juli 2021   16:36 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PertamaKonotasi kata dari senior pasti lah tak jauh, dari peranan seorang karyawan yang sudah lama bekerja di sebuah tempat usaha ( kantor, pabrik, perusahaan dll).  Memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidangnya, sehingga ditempatkan pada posisi ahli . 

Profil mereka dianggap telah menguasai pekerjaan pada bidangnya. Tahu seluk-beluk kerja untuk menunjang dan berkontribusi pada kemajuan tempat usaha dimana mereka bekerja. 

Sedang kriteria dari Yunior adalah seseorang yang baru diterima bekerja, atau mereka  yang masih belum pernah beranjak dari jabatan pertama saat mulai masuk kerja di Perusahaan. 

Yunior juga bisa di imajiner kan sebagai fresh graduate yang baru mulai bekerja, sehingga terkesan masih hijau atau belum menguasai apa yang harus dikerjakan. Sedang di sisi lain, yunior bisa juga di asosiasikan sebagai bawahan dari karyawan senior. 

Dalam konteks artikel ini , senior dan  yunior bisa diterjemahkan sebagai atasan dan bawahan. Pada alur tugas, senior biasanya sudah memiliki struktur kerja baku yang jelas, untuk diselesaikan sesuai ekspetasi perusahaan. 

Guna mencapai hasil kerja yang sempurna, yunior bertugas mewujudkan sebuah kerja yang dituntut oleh senior. Sehingga hasil maksimal bisa didapatkan. 

Jangan kendor di depan senior. Ini adalah sebuah kalimat yang boleh dikatakan multi tafsir. Mengapa demikian? 

Kata kendor bisa di asumsikan sebagai keadaan dimana fisik seperti kurang bertenaga. Pada sisi lain, kata kendor juga bisa disimpulkan dimana ketahanan mental kerap melorot pada situasi tertentu. 

Sebenarnya, untuk sampai pada tahapan tidak kendor di hadapan senior, boleh dibilang gampang-gampang susah. 

Apa gampangnya? 

Bagaimanapun macamnya para senior, mereka  adalah seorang manusia biasa. Mereka punya perasaan yang positif maupun negatif ( manusiawi).

Dalam konteks relasi antar hubungan senior dan bawahannya ( yunior),  beberapa senior bisa saja menempatkan posisi mereka sekian tingkat lebih tinggi dari yunior nya.  Baik dilingkup ruang kerja, mau pun interaksi sosial diluar lingkungan kerja

Dalam menghadapi hal ini, para yunior disarankan untuk mempelajari etika hubungan antara bawahan dan atasan. 

Mungkin tak sekeras dan sekaku dalam hirearki kemiliteran, tetapi penghormatan secara etika umum ini, tak perlu ditabukan pada sikap yunior dihadapan senior. 

Menciptakan sebuah suasana kondusif  ditengah ruang lingkup kerja, akan menimbulkan harmonisasi lingkungan yang mendukung suksesnya hasil yang diharapkan. 

Susahnya? 

Sebagai bagian dari sebuah team, yunior akan diminta kontribusi yang berlebih. Sehingga peranan yang maksimal, akan dituntut sebagai konsekwensi dari keharusan suksesnya pencapaian kerja. 

Menjadi salah satu bagian dalam sebuah struktur kerja, membutuhkan penguasaan wawasan dan pengetahuan pada bidang kerja yang digeluti. 

Yunior dipastikan akan kendor dihadapan senior, andai cuma memiliki kemampuan terbatas. Mental mereka dipastikan akan melorot, jika suatu waktu harus mempertanggung jawabkan akibat kurang optimalnya hasil kerja mereka. 

Jadi, apa yang dibutuhkan agar yunior tak harus kendor dihadapan senior? 

Pertama, mengetahui dan mampu merasakan, suasana positif yang biasa tercipta diruang lingkup kerja. Sehingga mampu beradaptasi dan berinteraksi secara relationship dan  dalam kerangka kerja . 

Kedua, kemampuan memiliki pengetahuan pada bidang yang di wajibkan. Serta implementasi pada kerja yang diharapkan, akan membawa yunior tak akan kendor lagi dihadapan senior. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun