Dalam konteks relasi antar hubungan senior dan bawahannya ( yunior), Â beberapa senior bisa saja menempatkan posisi mereka sekian tingkat lebih tinggi dari yunior nya. Â Baik dilingkup ruang kerja, mau pun interaksi sosial diluar lingkungan kerja
Dalam menghadapi hal ini, para yunior disarankan untuk mempelajari etika hubungan antara bawahan dan atasan.Â
Mungkin tak sekeras dan sekaku dalam hirearki kemiliteran, tetapi penghormatan secara etika umum ini, tak perlu ditabukan pada sikap yunior dihadapan senior.Â
Menciptakan sebuah suasana kondusif  ditengah ruang lingkup kerja, akan menimbulkan harmonisasi lingkungan yang mendukung suksesnya hasil yang diharapkan.Â
Susahnya?Â
Sebagai bagian dari sebuah team, yunior akan diminta kontribusi yang berlebih. Sehingga peranan yang maksimal, akan dituntut sebagai konsekwensi dari keharusan suksesnya pencapaian kerja.Â
Menjadi salah satu bagian dalam sebuah struktur kerja, membutuhkan penguasaan wawasan dan pengetahuan pada bidang kerja yang digeluti.Â
Yunior dipastikan akan kendor dihadapan senior, andai cuma memiliki kemampuan terbatas. Mental mereka dipastikan akan melorot, jika suatu waktu harus mempertanggung jawabkan akibat kurang optimalnya hasil kerja mereka.Â
Jadi, apa yang dibutuhkan agar yunior tak harus kendor dihadapan senior?Â
Pertama, mengetahui dan mampu merasakan, suasana positif yang biasa tercipta diruang lingkup kerja. Sehingga mampu beradaptasi dan berinteraksi secara relationship dan  dalam kerangka kerja .Â
Kedua, kemampuan memiliki pengetahuan pada bidang yang di wajibkan. Serta implementasi pada kerja yang diharapkan, akan membawa yunior tak akan kendor lagi dihadapan senior.Â