Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Harus Terbuang

7 Agustus 2019   16:00 Diperbarui: 7 Agustus 2019   19:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Betapa dahaga terbayarkan, saat minuman segar itu melewati kerongkonganku. Sirup manis, susu serta aneka potongan buah dan jelly yang mengapung diantara serpihan es batu. Sungguh memikat selera dan pandanganku.

Pemanis, perasa, pengawet bahkan zat pengatur keasaman pun ikut masuk ke dalam raga ini. Hingga mau sehat pun seakan imajinasi saja. Enak dalam angan tak pasti pada kenyataan. Keinginan menjadi suatu kefanaan semata. Karena sistem organ teracuni semua.

Namun begitu besar Rahmat Tuhan pada kita. Aliran darah kotor dapat tersaring sempurna. Sepasang ginjal bertengger sempurna. Memisahkan partikel kotor untuk dibuang segera. Sebelum meracuni jiwa dan raga. Sebelum membuat nyawa melayang sia-sia.

Darah disaring hingga terpisah dengan mineral lainnya. Protein dan gula lolos ke babak berikutnya, berdiam diri sejenak agar dicicipi oleh tubuh melalui  penyerapannya. Namun urea teraugmentasi dan harus dibuang semua.

Glomerulus
Kapsul bowman
Tubulus proksimal
Tubulus distal
Ureter
Kandung kemih
Sistem urine tubuh
Membuang yang harus terbuang

Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 17 Juni 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun