Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain melalui karya tulis dan aktivitas mengajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika "Ogoh-ogoh" Mengitari Kota, Apa yang Terjadi?

28 Maret 2025   20:09 Diperbarui: 30 Maret 2025   05:10 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampang menyeramkan ogoh-ogoh Sang Buthakala (Sumber gambar: dok. pribadi). 

Beginilah yang terjadi! Masyarakat tumpah ruah dari berbagai pelosok. Mereka bersedia berdesak-desakan demi melihat dan mengabadikan ogoh-ogoh yang tampak menyeramkan menapaki jalan di Kota Singaraja Bali,  diiringi gambelan Bleganjur. Seperti apa?

Silakan dilihat sederet foto berikut ini.

Antusiasme masyarakat menyaksikan ogoh-ogoh memadati jalan (Sumber gambar:dok.pribadi).
Antusiasme masyarakat menyaksikan ogoh-ogoh memadati jalan (Sumber gambar:dok.pribadi).

Semangat berkesenian tak kenal lelah (Sumber gambar: dok. pribadi). 
Semangat berkesenian tak kenal lelah (Sumber gambar: dok. pribadi). 

Pawai ogoh-ogoh ini diselenggarakan pada petang hingga malam hari, sehari menjelang Hari Suci Nyepi, yang disebut dengan Hari Pengerupukan. Dahaga berkesenian dan berkreasi terfasilitasi pada moment ini.

Tampang menyeramkan ogoh-ogoh Sang Buthakala (Sumber gambar: dok. pribadi). 
Tampang menyeramkan ogoh-ogoh Sang Buthakala (Sumber gambar: dok. pribadi). 

Gambelan Bleganjur yang mengiringi Ogoh-ogoh (Sumber gambar: dok.pribadi). 
Gambelan Bleganjur yang mengiringi Ogoh-ogoh (Sumber gambar: dok.pribadi). 

Anak-anak pun dengan penuh semangat ikut berpartisipasi dengan lampion lampu di tangan (Sumber gambar: dok. pribadi). 
Anak-anak pun dengan penuh semangat ikut berpartisipasi dengan lampion lampu di tangan (Sumber gambar: dok. pribadi). 

Setelah ini -- saat Hari Suci Nyepi, waktunya lepas dari keriuhan, berdiam diri, berkontemplasi, dan mawas diri.  

Selamat Hari Raya Nyepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun