Semakin peduli perusahaan terhadap lingkungan internal dan eksternal, terutama yang berkaitan dengan kepuasan konsumen dan kesejahteraan masyakarat pada umumnya, maka eksistensi perusahaan akan semakin terjaga dan menguat.
Kita bisa melihat dan membuktikan perusahaan-perusahaan yang tetap eksis dalam kurun waktu yang lama lantaran kepeduliannya terhadap stakeholder-nya.
Etika sebagai Nilai Dasar Perusahaan
Terkait dengan profit, tidak ada salahnya perusahaan mengejarnya. Hanya saja, jangan itu yang menjadi tujuan utama.
Tujuan utama seharusnya adalah bagaimana melayani konsumen dan stakeholder lainnya dengan baik.
Terkait hal ini, Alan Boeckmann, Direktur Korporasi dan CEO Fluor mengatakan, "Etika dan sifat etis merupakan nilai-nilai inti dari Flour, dan sifat etis merupakan nilai-nilai inti dari Fluor, dan telah seperti itu sejak pendirian kami lebih dari seabad yang lalu." Flour mendapatkan keuntungan dengan berlandaskan pada nilai-nilai etis tersebut.
Selanjutnya, Sandy Cutler, CEO dari Easton Corporation, mengatakan hal yang berkaitan dengan kepatuhan pada etika yang dianut oleh perusahaan yang dipimpinnya. "Etika adalah tentang melakukan bisnis melalui filosofi internal dan komitmen pelanggan. Kami akan kehilangan bisnis sebelum kami mulai mengompromikan nilai-nilai kami."
Jadi, perusahaan yang akan tetap eksis adalah perusahaan yang disokong oleh semua pihak terkait. Tak hanya didukung oleh internal perusahaan seperti karyawan dan pemegang sama, terutama oleh konsumen dan masyarakat pada umumnya.
Dengan demikian jelaslah bahwa seyogianya keuntungan bukan merupakan tujuan utama perusahaan.
Keuntungan hanyalah wujud imbal-balik dari pelanggan, konsumen, dan masyarakat pada umumnya atas perlakukan yang mereka terima dari perusahaan.
Kentungan perusahaan tetap diperlukan agar perusahaan bisa hidup dan mencapai kemajuan. Namun, keuntungan itu harus diperoleh melalui perlakuan etis terhadap semua pihak yang terkait dengan perusahaan.